Yerussalem, MINA – Dokter-dokter masih terus berupaya menyelamatkan mata jurnalis Palestina, Muath Amarneh, Selasa (19/11).
Ia ditembak pasukan pendudukan Israel saat meliput pelanggaran yang dilakukan tentara itu menghadapi aksi demo, Jumat (15/11) di kota Al-Khalil, Tepi Barat.
Penembakan terhadap seorang jurnalis itu memicu kemarahan wartawan Palestina dan internasional di sosial media dan protes solidaritas di wilayah yang diduduki. Palestinianpost24 melaporkan dikutip MINA.
Muath, dari kamp pengungsi Dheisheh di daerah Bethlehem, meliput serangan Israel terhadap protes di kota Surif bersama beberapa rekannya ketika ia akhirnya ditembak.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Menurut saksi rekan-rekannya, Amarneh menjadi sasaran penembak jitu Israel padahal ia mengenakan rompi pers dan helm saat ia ditembak.
Polisi Israel mengklaim bahwa Amarneh tidak menjadi sasaran, tetapi karena ia berdiri terlalu dekat dengan pengunjuk rasa, sementara rekan-rekannya bersikeras membantah bahwa ia berdiri di antara mereka karena mereka semua jauh dari para pengunjuk rasa.
Amarneh yang terluka dan berdarah dievakuasi ke rumah sakit terdekat di Al-Khalil, sebelum akhirnya dipindahkan ke Rumah Sakit Hadassah di Yerusalem, di mana sejak itu ia telah menerima perawatan.
Photo-photo Amarneh dengan mata berlumuran darah mengenakan rompi pers dan masih memegang kameranya, menjadi viral selama akhir pekan ini di media sosial, mendorong kecaman luas dari Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza, serta di dunia.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Wartawan dan aktivis Palestina dari berbagai wilayah memposting foto diri mereka di media sosial dengan satu mata tertutup, dengan tagar “Mata Muath“, dalam bahasa Arab.
Sementara itu, banyak jurnalis internasional di seluruh dunia meletakkan tangan mereka atau meletakkan lencana di mata mereka dan memposting foto mereka di media sosial dan menulis bahwa mereka melakukan ini dalam solidaritas dengan Amarneh.
Protes dan aksi duduk diorganisir di kampung halaman Amarneh di Bethlehem, kota Tulkarem di Tepi Barat utara, dan kota Gaza.
Ratusan jurnalis ikut serta dalam aksi duduk Betlehem, mengenakan rompi pers dan secara simbolis mengenakan penutup mata.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Pasukan Israel dengan keras membubarkan protes Betlehem, menembakkan bom suara dan gas air mata ke arah para wartawan ketika mereka mendekati pangkalan militer Israel di ujung utara kota.
Perlu dicatat bahwa pelanggaran Israel terhadap jurnalis Palestina tidak berhenti. Pada bulan Oktober saja, laporan menghitung lebih dari 600 pelanggaran Israel terhadap jurnalis dan media massa Palestina.
Didukung oleh AS, pasukan Israel tidak menerima sanksi, sehingga mereka terus menyerang wartawan Palestina. (T/sry/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza