Kabar Gembira Untuk Orang Beriman, Kajian Al-Baqarah 25

Ali Farkhan Tsani, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar  dan Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ‌ۖ ڪُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡہَا مِن ثَمَرَةٍ۬ رِّزۡقً۬ا‌ۙ قَالُواْ هَـٰذَا ٱلَّذِى رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُ‌ۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَـٰبِهً۬ا‌ۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٲجٌ۬ مُّطَهَّرَةٌ۬‌ۖ وَهُمۡ فِيهَا خَـٰلِدُونَ

Artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 25).

Ayat ini menyebutkan balasan dari Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Setelah pada ayat sebelumnya mengancam dengan balasan bagi orang-orang yang kafir, orang-orang yang ingkar kepada Allah.

Bagaimana Allah memberikan hukuman (punishment) bagi yang ingkar serta memberikan pahala (reward) bagi yang taat.

Ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi manusia, misalnya dalam dunia pendidikan, pekerjaan, pembinaan dan lainnya. Bagi mereka yang melanggar aturan, tentu ada sanksinya, dan bagi mereka yang berprestasi tentu ada bonusnya. Inilah nilai keadilan, keseimbangan dan kejujuran, yang jika diterapkan secara benar akan mendatangkan kebaikan dan kemajuan.

Maka, tidak boleh ada pembiaran dalam kesalahan dan pelanggaran, serta tidak bisa juga ada pembiaran bagi yang nyata-nyata berprestasi. Jika tidak, maka dapat saja terjadi kecemburuan dan ketimpangan sosial, kalau tidak dicerna dengan kacamata aqidah yang kuat dan keikhlasan yang tinggi.

Namun, pembiaran sama artinya dengan memberi jalan kelapangan dan dukungan bagi kemunduran, serta menghambat kemajuan seseorang maupun tim secara keseluruhan.

Maka, di sinilah bagaimana Allah memberikan dua hal yang saling melengkapi, dan diutusanya Nabi pun untuk demikian, yakni memberikan basyiran wa nadziran (berita gembira dan peringatan).

Allah menyebut di dalam ayat:

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,” (Q.S. Al-Fath [48]: 8).

Pada ayat ini Allah memberikan berita kegembiran bagi orang- dan berbuat baik dengan taman surga yang mentakjubkan dan yang mengalir sungai-sungai istimewa di dalamnya.

Sungai-sungai di sini tentu sama sekali berbeda dengan apa yang ada di dunia. Allah menyebut juga pada ayat lain tentang balasan sungai itu.

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

Artinya: “Perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya.” (Q.S. Muhammad [47]: 15).

Allah pun kemudian mengatakan:

كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ

Artinya: “setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.”

Kalimat pada ayat ini menyebutkan, setelah disebutkan surga yang di dalamnya ada sungai-sungai, maka kemudian juga ada pohon-pohon yang menghasilkan buah-buahan sebagai rezqi untuk dinikmati. Dan buah-buahan itu sama dengan yang diberikan sebelumnya.

Buah itu pun Allah sebut dengan:

وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَـٰبِهً۬ا

Artinya: “Mereka diberi buah-buahan yang serupa”.

Ya, mereka diberi buah-buahan yang serupa, yang menurut penafsiran dari para ulama Ahli Tafsir antara lain bermakna : buahan-buahan di surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam rupa dan warnanya. Namun tentu rasanya jelas berbeda, jauh lebih nikmat. Ini seperti penjelasan Imam Mujahid dan Adh-Dhahhak.

Imam Qaradah menyebutkan, buahan-buahan di surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam bentuk dan namanya. Akan tetapi buah-buahan di surga jauh lebih indah rupanya dan lebih lezat rasanya.

Namun yang jelas, seperti disebutkan di dalam hadits qudsi, bagimana Allah berfirman, “Kusiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih (di dalam surga), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Bukan hanya itu, Allah pun menyiapkan:

وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٲجٌ۬ مُّطَهَّرَةٌ

Artinya: “dan di dalam surga itu ada pasangan-pasangan atau jodoh-jodoh (suami atau isteri) yang suci.”

Di dalam Tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa “yang suci” bermakna secara umum inderawi adalah “bebas dari buang air besar maupun kecil ataupun kotoran-kotoran yang biasa menempel di tubuh atau pakaian”.

Serta secara maknawi bisa berarti “bebas dari akhlaq atau perilaku yang tercela”. Sedangkan kalau bagi wanita maka bebas dari darah haidh atau nifas.

Pada ayat lain Allah menyebut dengan:

وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ

Artinya: “Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang sopan pandangannya dan jelita matanya.” (Q.S. Ash-Shaffat [37] :48).

Juga pada ayat lain:

كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ

Artinya: “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Q.S. Ar-Rahman [55]: 58).

وَحُورٌ عِينٌ (22) كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ (23)

Artinya: “Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.” (Q.S. Al-Waaqi’ah [56]: 22-23).

Itu semua disediakan untuk orang-orang yang beriman dan beramal shalih semasa hidupnya di dunia. Dan di surga mereka kekal abadi selamanya.

وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya: “dan mereka kekal di dalamnya (surga)”.

Maka, ayat ini menunjukkan sunnahnya memberikan bagi kaum mukminin dan memotivasi mereka untuk terus beramal shalih lebih giat, yaitu dengan menyebutkan balasan perbuatan mereka dan hasilnya.

Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dan beramal shalih, yang mendapatkan berita gembira berupa surga tersebut. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.