Kamis 1 September Gerhana Matahari Cincin di 124 Kota Indonesia

Jakarta, 28 Dzulqa’dah 1437/31 Agustus 2016 (MINA) – Besok Kamis, 1 September 2016 diperkirakan akan terjadi Cincin (), di 124 kota di Indonesia. Menurut keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta.

BMKG Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu menyebutkan, GMC ini akan dapat teramati di 124 kota dan kabupaten di 10 provinsi, yaitu: Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian Tenggara, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,  Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian Barat.

“GMC 1 September 2016 ini akan teramati dari lokasi-lokasi tersebut pada saat matahari sore akan terbenam,” keterangan BMKG.

Alur GMC ini akan melewati Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia.

Magnitudo GMC 1 September 2016 terbesar yang dapat teramati adalah 0,066, yaitu di Kalianda, Lampung. Adapun durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Kota Manna, Bengkulu, yaitu selama 34 menit 30,1 detik.

Puncak gerhana akan pertama kali teramati di Seai-Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada pukul 17 : 52 : 18,5 WIB. Selanjutnya menyebar ke lokasi lainnya di Sumatera. Setelah puncak gerhana ini, matahari pun terbenam di semua kota di Lampung, serta di beberapa kota di Sumatera Selatan dan Bengkulu.

Menurut data BMKG, gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMC 1 September 2016 ini adalah GMC yang terjadi pada 22 Agustus 1998. Adapun selanjutnya GMC diprediksi akan terjadi lagi pada 12 September 2034.

Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bulan, sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa ini terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan.

Sepanjang tahun 2016 ini di Indonesia telah terjadi dan diprediksi terjadi lima kali gerhana, yaitu: Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016, Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016, Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 18 Agustus 2016, (GMC) 1 September 2016 dan Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 16-17 September 2016.

Selanjutnya, Media Informasi Astronomi Indonesia mengingatkan, bahwa pengamatan gerhana matahari tidaklah dapat dilakukan dengan sembarangan, karena intensitas cahaya matahari yang cukup kuat dapat merusak mata bila seseorang langsung mengamatinya, tanpa dilengkapi kaca filter matahari.

Kaca filter matahari, bukan kacamata hitam atau riben, biasanya terdapat di toko aksesoris kamera, toko teleskop, toko perangkat keras atau bisa juga membelinya secara online di toko-toko online terkemuka di Indonesia maupun luar Indonesia. (T/P4/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.