Ottawa, 30 Jumadil Awwal 1437/9 Maret 2016 (MINA) – Pemerintah Kanada bermaksud mengambil dan menampung hingga 57.000 pengungsi Suriah tahun ini, menggandakan jumlah dari tahun 2015.
“Rencana kami tidak hanya akan mendukung upaya kami menyambut pengungsi Suriah pada 2016, tetapi juga akan membantu kita untuk menyambut pengungsi dari negara-negara lain di dunia,” kata Menteri Imigrasi John McCallum dalam konferensi pers, Selasa (8/3).
McCallum mengatakan, pada akhir 2016, Kanada akan menyambut antara 280.000 hingga 305.000 penduduk tetap baru, termasuk pengungsi.
“(Ini) jumlah tertinggi penerimaan imigrasi yang diajukan oleh pemerintah Kanada di zaman modern,” katanya, demikian ARA News memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah berjanji untuk membawa 25.000 pengungsi Suriah yang dibantu Pemerintah ke Kanada sebelum akhir 2015. Tapi pada November, pemerintah liberal itu mengundurkan batas waktu hingga akhir Februari 2016 untuk memadai pengangkutan para pengungsi.
Krisis migran Eropa telah menjadi isu politik di Kanada selama kampanye pemilu tahun lalu.
Kanada telah menyewa sekitar seratus penerbangan dari Lebanon dan Yordania untuk mengangkut pengungsi Suriah ke Kanada.
Pejabat imigrasi negara itu mengatakan, program pemukiman kembali akan didanai oleh Pemerintah untuk setengah pengungsi selama tahun pertama mereka. Sementara kelompok swasta atau kombinasi keduanya akan menutupi biaya sisanya.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Sebanyak 250 kota-kota di Kanada telah ambil bagian dalam penampung pengungsi sejauh ini.
UNHCR telah menjadi penghubung kepada hampir 70.000 warga Suriah yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di Lebanon dan Yordania tentang berimigrasi ke Kanada, tapi kurang dari setengah mengatakan mereka tertarik.
Pengungsi Suriah akan terus tiba di Kanada, meskipun kecepatan melambat.
Negara ini juga memproses tawaran suaka sebanyak 12.000 pengungsi yang tinggal di kamp-kamp di Lebanon, Yordania dan Turki. (T/P001/R05)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan