Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KASUS KEKERASAN SISWA MASALAH SISTEMIK

Admin - Rabu, 15 Oktober 2014 - 13:46 WIB

Rabu, 15 Oktober 2014 - 13:46 WIB

784 Views ㅤ

Jubir MHTI
Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Iffah Ainur Rochmah (Foto: MINA)

MHTI.jpg" alt="Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Iffah Ainur Rochmah (Foto: MINA)" width="300" height="241" /> Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Iffah Ainur Rochmah (Foto: MINA)

Jakarta, 21 Dzulhijjah 1435/15 Oktober 2014 (MINA) – Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Iffah Ainur Rochmah, menegaskan,  akar masalah kekerasan yang melanda generasi umat ini adalah persoalan sistemik.

“Kita semua prihatin atas berulangnya kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak, sebagai korban maupun pelakunya. Lebih menyedihkan lagi semakin hari kasusnya semakin banyak terungkap dan semakin brutal jenis kekerasannya”, kata Iffah Ainur Rochmah, mengkritisi adanya kasus kekerasan siswa SD Bukittinggi, Sumatera Barat.

Dalam pernyataan pressnya, diterima Mi’raj Islamic Islamic News Agency (MINA), ia menegaskan “Semestinya kondisi ini menjadi pendorong bagi semua pihak untuk merumuskan langkah penyelesaian baru, karena terbukti penyelesaian yang sudah berjalan telah gagal menuntaskan masalah yang ada”, tambahnya.

Pemberian sanksi administratif, peningkatan pengawasan sekolah dan perbaikan cara mengajar guru bahkan penanaman pendidikan karakter tidak akan berjalan efektif dan tidak bisa menuntaskan persoalan bila tidak dilandasi kesadaran terhadap adanya persoalan mendasar yang melingkupi.

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

Iffah menjelaskan, sumber utama masalah adalah lemahnya fungsi keluarga, rendahnya pengawasan sekolah dan kepedulian masyarakat dan kurangnya perhatian dari pemerintah.

Ia juga menghimbau agar masyarakat jangan berdiam diri membiarkan bangsa ini kehilangan SDM karena rusaknya pola pembinaan generasi saat ini.

“Kita membutuhkan sistem pengganti terbaik untuk menuntaskan permasalahan tersebut” tegasnya.

“Saat ini sedikitnya ada 10 kasus kekerasan yang sedang ditangani Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan masih banyak kekerasanyang menjadi gambaran dari banyak kasus yang belum terselesaikan”, tambahnya. (L/P005/R03)

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
test
Indonesia
Salah seorang peserta aksi MHTI membawa kertas bertuliskan "Feminisme Mencabut Fitrah Perempuan". Photo By : Syahidah/MINA
Indonesia
test
Jubir MHTI
test