Oleh Ali Farkhan Tsani
Duta Internasional Al-Quds, Redaktur Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Pada Dialog Terbatas Majlis Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) di Kuala Lumpur Senin (14/4) lalu, Presiden MAPIM Dr. Cik Gu Azmi mengatakan, kawasan Asia akan terus mengadakan dukungan dan solidaritas terhahap Masjid Al-Aqsha dan Palestina.
Menurut Azmi, dukungan dari berbagai sektor perjuangan tersebut tentu tidak akan pernah berhenti sampai Al-Aqsha bebas dan Palestina merdeka.
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Di antaranya dengan adanya rencana di kalangan ulama dan cendekiawan muslim, untuk menggelar Konferensi Internasional Palestina di Kuala Lumpur, 16-19 Mei mendatang.
Konferensi bertajuk “Al-Muktamar al-‘alamy li tahriri al-Masjid al-Aqsha wad difa’i ‘an al-mustadh’afin” (Konferensi Internasional untuk Pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Pembelaan kaum Tertindas) diselenggarakan menyambut Hari Nakbah Palestina, 15 Mei 1948.
Nakbah bermakna suatu musibah, bencana atau malapetaka yang besar bagi rakyat Palestina. Rakyat Palestina diusir meninggalkan rumah dan kampung halamannya, oleh penjajah Zionis Israel sejak 15 Mei 1948.
Adanya konferensi bertujuan untuk menyatupadukan potensi kekuatan dunia Islam dengan berbagai pengalaman masing-masing bagi pembebasan Al-Aqsha dan kaum tertindas.
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global
Berbagai langkah untuk mencapai sasaran Palestina sebenarnya memang sudah banyak dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Namun, masih belum menyatu dalam satu barisan kaum muslimin, sehingga belum menunjukkan kekuatan sesungguhnya.
Bukti, bahwa perlawanan itu, solidaritas itu, terutama dari kawasan Asia masih ada, masih menggeliat. Walau belum terlalu menggigit.
Pembebasan Al-Aqsha
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Seruan perlawanan dan pembebasan Masjid Al-Aqsha serta kemerdekaan Palestina di kawasan Asia, dibicarakan secara ntensif pula beberapa waktu lalu oleh “Bengkel Gerakan Kerja Islam, ke Arah Perpaduan Umat” di Kuala Lumpur.
Pengurus Sekretariat Himpunan Ulama Rantau Asia (SHURA) Ustadz Dr Abdul Ghani Shamsuddin dalam pidatonya menyampaikan pentingnya persatuan dan kesatuan umat Islam dalam menyokong pembebasan Masjid Al-Aqsha milik umat Islam serta kemerdekaan Palestina dari cengkeraman penjajah Zionis Israel.
“Perlu terus dimantapkan kerjasama membangunkan kekuatan umat Islam di kawasan Asia dan seluruh dunia, yang selama ini seperti terpinggirkan,” ujarnya.
Menurutnya, langkah yang paling kongkrit adalah mensinergikan seluruh potensi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang memang memiliki basis umat.
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
Dalam pandangan Awang Sufian Awang Piut, Ketua Eksekutif Yayasan Aman Palestin Malaysia, bahwa umat Islam Indonesia dan Malaysia serta Asia pada umumnya selalu konsisten mendukung pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina melalui persatuan dan kesatuan umat Islam.
Menurutnya, kesatuan umat Islam di seluruh dunia sebenarnya merupakan kekuatan hebat untuk membebaskan Al-Aqsha dan Palestina dari cengkeraman penjajahan Israel.
“Apalagi soal Palestina dan Masjid Al-Aqsha di dalamnya, merupakan isu sentral yang dapat mempersatukan seluruh umat Islam,” tegasnya.
K.H. Abul Hidayat Saeroji, Amir Majelis Dakwah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang berpusat di Indonesia menegaskan, Islam bersifat rahmatan lil alamin, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan menolak segala bentuk kezaliman.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
“Jika ingin bebaskan Palestina dari belenggu penjajahan, maka tidak ada cara lain kecuali dengan amal jama’i, bersatu dan terpimpin dalam satu Jama’ah dan satu Imaamnya,” tegas Abul Hidayat, yang juga Pembina Aqsa Working Group Jakarta.
Menurutnya, kesatuan umat Islam bukan untuk hal-hal yang bertentangan. Tetapi justru untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam menganjurkan kedamaian, kesejahteraan, dan kebaikan.
“Islamlah satu-satunya solusi dan alternatif dalam menata peradaban dunia,” ujar salah satu Pembina Kantor Berita Islam Mi’raj (Mi’raj Islamic News Agency-MINA) itu.
Peran Khilafah
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Dr. Ali B. Panda, aktivis Islam di Mindanao State University, General Santos, Filipina, mengatakan pembicaraan dan gerakan Islam terhadap perjuangan rakyat Palestina harus terus dikaji ulang tiada henti.
Menurutnya, bukan hanya berkumpul, menyatukan pandangan dan langkah. Namun justru yang paling pokok adalah menghidupkan kembali Khilafah untuk memimpin perjuangan tersebut.
Memang demikianlah, dalam perjuangan besar membebaskan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman penjajahan Zionis Isarel, haruslah dilawan dengan kesungguhan jihad secara berjama’ah, terpimpin, semata-mata karena Allah.
Pentingnya satu pimpinan dalam perjuangan Islam ini khususnya dalam pembebasan Masjid Al-Aqsha, telah disepakati pula dalam “International Conference for The Freedom of The Al-Quds and Palestine” di Bandung tahun 2012 lalu.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Dalam sidang konferensi yang disepakati oleh Dr. Syeikh ’Aly Al-Abbasy (Imam Besar Masjid Al-Aqsha Palestina), Dr. Ribhi Halloum (Koordinator Global March to Jerussalem Internasional Jordania), Dr. Daud Abdullah (Direktur Middle East Monitor London), Dr. Mahmoud Anbar (Dekan Universitas Islam Gaza), dan lainnya.
Kesimpulan yang tertuang dalam Deklarasi Bandung untuk Pembebasan Al-Aqsha disebutkan, guna menyatukan langkah perjuangan pembebasan Al-Quds atau Al-Aqsha dan Palestina tersebut disepakati mengamanahkan kepada Imaamul Muslimin Muhyiddin Hamidy dari Indonesia sebagai pemimpin bagi upaya-upaya untuk mempercepat pembebasan Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina yang didukung oleh organisasi-organisasi internasional yang peduli dalam permasalahan Palestina.
Dr. Ribhi Halloum, yang pernah menjabat Duta Besar Palestina di beberapa negara di dunia, secara resmi mengirim surat kepada Jama’ah Muslimin (Hizbullah), yang isinya beliau siap diperintah dan menunaikan amanah dari Imaamul Muslimin untuk perjuangan pembebasan Al-Aqsha.
Demikian pula aktivis muslimah Islamic International University (IIU) Malaysia, Dr. Rahimah Embong, yang menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan aktivitasnya untuk perjuangan pembebasan Al-Aqsha.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun
Dr Rahima di Malaysia beserta pulusan Lembaga yang peduli Palestina dan ratusan umat Islam di Malaysia pun siap berjuang di bawah arahan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebagai Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah.
Penutup
Insya Allah, Allah sedang mengantarkan Khilafah ‘Alaa Minhaajin Nubuwwah ini berada di pusaran perjuangan umat Islam, bersama kaum muslimin di segala penjuru alam ini, tidak lagi sendiri-sendiri, untuk berjuang mengembalikan Al-Aqsha ke pangkuan kaum muslimin dan memperjuangkan nasib muslimin internasional.
Wabil khusus, pusat pergerakan di kawasan Asia akan terus bergulir ke seluruh dunia, sampai Al-Aqsha kembali ke pangkuan umat Islam, serta Palestina merdeka dari cengkeraman penjajah zionis. Allahu Akbar. (R1/IR)
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata