Tel Aviv, MINA – Militer Israel pada Rabu (10/7) melaporkan penurunan lima kali lipat jumlah kebakaran hutan dan lahan di Israel selatan yang dipicu oleh balon pembakar dari Jalur Gaza dibandingkan tahun lalu, termasuk penurunan yang lebih besar dalam tingkat kerusakan yang disebabkan oleh api.
Taktik meluncurkan balon yang membawa alat peledak dan pembakar dari Gaza ke Israel muncul tahun lalu sebagai bagian dari protes di sepanjang perbatasan, yang secara kolektif dikenal sebagai March of Return.
Metode serangan yang sederhana dan murah oleh warga Palestina itu terbukti efektif melawan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) yang jauh lebih kuat. Teknologi dan militer Israel kesulitan mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh balon dan kondom yang meningkat.
Dari April hingga Juni 2018, petugas pemadam kebakaran Israel memadamkan 1.954 kebakaran yang disebabkan serangan pembakaran di ladang, hutan dan padang rumput di sekitar Jalur Gaza. Pemadam kebakaran berjuang memadamkan 383 kobaran api pada periode yang sama pada 2019, demikian Times of Israel melaporkan.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Selain itu, sepanjang 2018, sekitar 34.000 dunam (8.400 hektar) tanah Israel dibakar dalam serangan pembakaran, menurut statistik dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel, Dana Nasional Yahudi serta Otoritas Alam dan Taman.
Meskipun 2019 baru setengahnya, angka-angka saat ini menunjukkan penurunan dramatis dalam jumlah kerusakan. Pada Juni, 1.400 dunam (345 hektar) tanah telah rusak oleh perangkat pembakar dari Jalur Gaza.
Otoritas Israel telah melakukan penekanan terhadap kelompok bersenjata Hamas yang berkuasa di Gaza untuk mencegah penerbangan balon ke wilayah selatan Israel. Sebagai imbalannya, Israel membuka pintu penyeberangan barang ke Gaza dan memperluas wilayah laut bagi nelayan menangkap ikan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Mi’raj News Agency (MINA)