Kedubes AS Pindah ke Yerusalem, Muhammadiyah Minta Pemerintah Perkuat Diplomasi

Jakarta, MINA – Pimpinan Pusat (PP) meminta pemerintah untuk memperkuat diplomasi dengan negara-negara sahabat seiring dengan dipindahkannya Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di ke Yerusalem belum lama ini.

“Yang harus kita lakukan sebetulnya adalah pendekatan diplomasi. Dan ini menjadi tugas pemerintah agar tindakan Amerika Serikat itu tidak diikitu negara-negara lain,” ujar Ketua PP Muhammadiyah Prof Bachtiar Effendy kepada MINA di Jakarta, Rabu (23/5).

Sebagaimana diberitakan sejumlah media nasional maupun internasional, ada sekitar 33 negara yang ikut pada acara peresmian itu. Di ASEAN saja sekurang-kurangnya ada tiga negara yang terlibat, Myanmar, Thailand, dan Singapura.

Ia menyebut bahwa aksi-aksi demo di depan Kedubes AS di Jakarta adalah bentuk dorongan moril terhadap pemerintah. Meski aksi serupa tidak dilakukan di negara-negara Arab, tetapi harus menjadi lokomotif menyelesaikan persoalan Palestina.

“Ini kalau misalnya pemerintah bisa melakukan kegiatan diplomasi agar tindakan pemerintah Amerika Serikat memindahkan kedubes itu tidak diikuti oleh negara-negara ASEAN dan juga negara-negara yang lain, itu sudah bagus,” katanya.

Ia pun merekomendasikan jajaran pejabat tinggi di pemerintahan untuk bisa melakukan pertemuan secara intens dengan sejumlah pimpinan negara lain. Hal ini agar pesan yang ingin disampaikan masyarakat Indonesia untuk dunia bisa tersampaikan dengan baik.

“Mudah-mudahan Bapak Presiden bersama kementerian yang terkait, dan juga Bapak Wakil Presiden bisa berbicara dari hati ke hati dan tatap muka langsung dengan para pemimpin negara itu agar tidak mengikuti langkah-langkah pemindahan kedutaan Amerika,” katanya.

Muhammadiyah sendiri, kata dia, tidak bisa menanggulangi secara langsung kecuali hal-hal yang bisa ditangani.

“Kalau diplomasi kita percayakan kepada Pemerintah RI. Kita sendiri selalu berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri. Beberapa kawan-kawan di Kementerian Luar Negeri juga kebetulan menjadi anggota bidang Komisi Luar Negeri di Muhammadiyah,” katanya.

Bachtiar mengatakan, selain melakukan komunikasi dengan pihak pemerintah, Muhammadiyah juga melakukan cara lain seperti mengadakan ambassador talks. Jadi kita berkonsultasi dengan para duta besar khususnya juga dari Timur-Tengah mengenai persoalan ini. (L/R06/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0