Argenteuil, Paris, 11 Sya’ban 1434/20 Juni 2013 (MINA) – Serangan fisik oleh kelompok neo-Nazi terhadap perempuan Muslim yang mengenakan jilbab sedang menjadi isu besar di Perancis, demikian Press TV melaporkan dan dikutip Kanto Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Dalam insiden terbaru, seorang perempuan Muslim muda diserang di kota Argenteuil pinggiran ibukota Paris. Dimana muslimah tersebut dialarang mengenakan jilbab atau burqa. Peristiwa itu terjadi pada 13 Juni lalu.
Pada 17 Juni, pengacara muslimah itu memberitahukan bahwa wanita tersebut berusia 21 tahun, yang dan saat ini ia sedang hamil empat bulan. “Akibat serangan itu, wanita tersebut mengalami keguguran dan kehilangan bayinya,” tegas pengacara itu.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Dua pria yang menyerang wanita muda itu terjadi di pertengahan jalan. Keduanya mencoba merobek jilbabnya. “Dia juga mengatakan bahwa telah ditendang di bagian perutnya,” ungkap pengacara tersebut.
Sementara itu, kemarahan pengunjuk rasa yang berkumpul di depan Balai Kota Argenteuil meningkat sebagai reaksi keras atas kekerasan terhadap Muslimah tadi yang dilakukan oleh kelompok neo-Nazi.
“Serangan terakhir itu persis sama dengan saya, ketika orang-orang itu melintasi di jalan maka mereka kembali dan berjalan ke arah Anda dan mereka melakukan kekerasan terhadap wanita berjilbab atau dalam kasus saya. Kemudian mereka memukul Anda, melempar Anda di ke pinggir jalan,” demikian ungkap Rabia seorang Muslimah itu menjelaskan kepada Press Tv.
Walikota Argenteuil telah mengutuk keras serangan tersebut. Ia mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi Islam fobia di kotanya. Ia juga menambahkan bahwa para demonstran kelompok skinhead telah melakukan aksinya dilokasi pusat di kota Argenteuil.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Kami ingin agresi ini berhenti,” tegasnya. Sementara itu, salah satu dari Muslimah yang melakukan unjuk rasa mengatakan bahwa hak-hak perempuan di Prancis harus dihormati. “Namun sebaliknya justru apa yang kami alami adalah perlakuan tidak baik,” ujarnya.
Kelompok-kelompok neo-Nazi juga menyerang warga Perancis yang mendukung hak kaum minoritas etnis dan agama di negara tersebut.
Pemerintah Prancis mengatakan akan memberlakukan larangan terhadap kelompok ekstrimis, tetapi tidak jelas apakah larangan tersebut merupakan cukup untuk mencegah terjadinya penyerangan selanjutnya terhadap kaum Muslim dan minoritas lainnya. (T/P012/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah