Kairo, 9 Syawal 1434/16 Agustus 2013 (MINA) – Jutaan warga yang melakukan aksi protes “Jumat Kemarahan” setelah shalat Jumat di hampir seluruh provinsi di Mesir, mengecam aksi kekerasan pembubaran paksa aparat keamanan Rabu pagi (14/8) yang menewaskan ribuan warga termasuk anak-anak dan wanita.
Warga melakukan aksi di Ramsis, Fayoum, Gharbiyah, Dimyath, Sinai Utara, Isma’iliya, EL-Arish, Mansoura, dan daerah lainnya yang hingga kini masih berlangsung, koresponden MINA (Mi’raj News Agency) Dany Novery di Kairo melaporkan.
Menurut rilis resmi sayap politik IKhwanul Muslimin (Freedom & Justice Party/FJP), titik awal untuk aksi protes damai berangkat dari 28 masjid di seluruh wilayah Mesir dengan melakukan aksi turun ke jalan (pawai).
Setelah itu, semua aksi pawai bertemu di persimpangan terdekat, dan menuju bundaran Ramsis, Kairo. Sementara itu, pawai sejuta orang juga diselenggarakan di seluruh wilayah administratif Mesir lainnya.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
FJP menegaskan, aksi protes yang dilakukan pendukung presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi adalah aksi damai, dan FJP akan terus memobilisasi orang untuk turun ke jalan tanpa menggunakan kekerasan dan tanpa pengrusakan.
“Kekerasan bukanlah pendekatan kami. Perusakan hanya bertujuan menyimpang citra aksi protes damai dan mencari pembenaran bagi para pemimpin kudeta untuk terus memerintah,” tegas FJP dalam rilis resmi yang dipantau MINA.
Sementara itu, saat warga melakukan aksi protesnya di Ramsis, Kairo pusat, aparat keamanan kembali menembaki warga yang berada di atas jembatan, sehingga warga ada yang terpaksa melompat ke bawah dengan ketinggian lebih dari 10 meter demi menyelamatkan diri dari tembakan yang membabi buat, sebuah video amatir menunjukan.
Sejauh ini korban terbanyak jatuh di Ramsis, di mana RS Maidani Ramsis melaporkan 45 warga meninggal dunia dan puluhan luka-luka akibat tembakan aparat keamanan dari atas helikopter.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Disamping itu, empat orang meninggal di Fayoum, tiga orang di Gharbiyah, delapan orang di Dimyath, dan lima orang di Sinai Utara, di mana korban mungkin bertambah mengingat situasi masih berlangsung,” kata Dany saat dihubungi Kantor Berita Islam MINA, Jumat malam (16/8).
Setelah shalat Jumat, tidak hanya di Mesir, di berbagai negara lainnya pun termasuk Indonesia dan negara muslim lainnya melakukan protes menentang kekerasan yang tengah terjadi terhadap para demonstran. Meskipun sebelumnya demonstran aksi duduk pendukung Mursi sudah bersiap jika hal itu akan terjadi setelah pemerintah sementara Mesir mengeluarkan pernyataan untuk ‘membersihkan’ area protes dan akan melakukan tindakan yang diperlukan sampai hal tersebut berhasil.
Sebagai protes kekerasan, warga demonstran dikabarkan membakar pusat intelejen di Alexandria hari ini. Tidak hanya itu, kantor polisi di Al-Waroq pun dibakar, namun pimpinan Partai Masa Depan Baru Aiman membantah bangunan tersebut dibakar oleh warga sebagai aksi balas dendam, dan dalam wawancara dengan salah satu TV nasional mengatakan berani mengungkapkan yang sebenarnya.
“Saya berani mengatakan aparat keamanan sendiri yang melakukan pembakaran itu, saya berani membuktikan…,” kata Aiman yang kemudian tiba-tiba diputus oleh saluran TV yang mewawancarainya. (L/P03/P02)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama