Kuala Lumpur, MINA – Hampir empat tahun setelah penemuan mengerikan di Malaysia atas 139 kuburan Rohingya dan Bangladesh yang diyakini sebagai korban perdagangan manusia, pihak berwenang belum menuntut orang atas kematian tersebut, menurut laporan baru oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Dirilis pada hari Rabu, 27 Maret, oleh Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia (SUHAKAM) dan Fortifikasi Hak, laporan bersama mengatakan telah menemukan “alasan yang masuk akal” untuk percaya bahwa sindikat perdagangan manusia melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Malaysia dan Thailand terhadap pria, wanita dan anak-anak Rohingya dari tahun 2012 hingga 2015.
Laporan “Sold Like Fish” mendokumentasikan bagaimana pihak berwenang Malaysia menghancurkan tempat perkemahan perdagangan manusia di Wang Kelian, di negara bagian utara Perlis, sehari setelah penemuannya pada Januari 2015.
“Ini sebuah langkah yang berpotensi mengurangi bukti yang dapat membantu penyelidikan polisi,” ujar LSM, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Pada Mei 2015, polisi Malaysia mengatakan mereka telah menemukan 139 kuburan, beberapa berisi lebih dari satu mayat, di sepanjang perbatasan di Perlis.
Penemuan itu didahului dengan ditemukannya kuburan massal yang berisi lebih dari 30 mayat di daerah berhutan di Thailand, dekat perbatasan Malaysia, pada 30 April 2015.
Menurut Komisaris SUHAKAM Jerald Joseph, polisi Malaysia tidak “melanjutkan penyelidikan” karena hal itu membutuhkan ekstradisi “beberapa” orang dari Thailand.
“Polisi Malaysia tidak dapat bergerak maju karena mereka membutuhkan tujuh orang di Thailand untuk diekstradisi. Itu adalah jawaban yang mereka (polisi) berikan kepada kami dua tahun terakhir,” ujar Joseph.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Ditanya apakah ada orang Malaysia yang akan dituntut dalam waktu dekat, Joseph mengatakan, “Saya pikir hari itu harus tiba, itu sudah dekat.”
“Tidak mungkin kamp kematian di tanah Malaysia dapat terjadi tanpa hubungan lokal atau kerja sama oleh beberapa individu atau petugas jaringan,” lanjutnya. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza