Amsterdam, MINA – Kelompok-kelompok hak asasi manusia di Negeri Belanda meminta pengadilan untuk memblokir ekspor suku cadang Jet Tempur F-35 di negaranya ke Israel, dengan alasan bahwa jet tersebut memungkinkan digunakan untuk kejahatan perang di Jalur Gaza.
Majlis Hakim di Pengadilan Negeri di Den Haag pada Jumat (15/12), menolak tuntutan itu.
Majlis mengatakan, pemerintah Belanda harus diberikan kebebasan yang besar ketika mempertimbangkan masalah politik dan kebijakan ketika memutuskan ekspor senjata, Middle East Monitor (MEMO) melaporkan, Sabtu (16/12).
Para hakim mengakui penggunaan pesawat F-35 dalam pemboman Gaza berpotensi melanggar hukum perang, namun mereka mengatakan berdasarkan ketentuan izin ekspor senjata, pengadilan hanya dapat memutuskan apakah pemerintah telah membuat penilaian yang tepat mengenai izin tersebut.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Hakim mengatakan tidak ada kemungkinan bagi hakim untuk campur tangan.
Kelompok hak asasi manusia, termasuk Oxfam yang berafiliasi dengan Belanda, menyatakan bahwa Israel menggunakan pesawat F-35, yang suku cadangnya dipasok dari Belanda, dalam serangan bom di Gaza, yang menyebabkan terbunuhnya warga sipil merupakan kejahatan perang.
Kelompok hak asasi manusia menambahkan, bahwa mencegah hal ini lebih penting daripada memenuhi kewajiban perdagangan atau politik Belanda terhadap negara-negara sekutu.
Belanda adalah salah satu lokasi dari beberapa gudang regional untuk suku cadang jet F-35 milik Amerika Serikat, yang kemudian didistribusikan ke negara-negara yang memintanya, termasuk Israel.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Zionis Israel menyangkal melakukan kejahatan perang dalam agresi yang terus berlanjut terhadap Gaza sejak 7 Oktober, meski melakukan pemboman dan operasi darat. Sejauh ini Zionis Israel telah menewaskan sekitar 19.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 50.000 orang. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat