AICIS.png" alt="" width="764" height="398" />
Jakarta, MINA – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Pameran Pendidikan Islam Internasional atau International Islamic Education Expo (IIEE) tahun 2017 di ICE BSD Serpong pada 20-24 November mendatang.
Kegiatan ini akan dimeriahkan oleh Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Islam atau Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) dengan mengusung tema ‘Agama, Identitas, dan Kewarganegaraan.’
Koordinator Publikasi IIEE 2017, Muhtadin mengatakan, AICIS ini kali merupakan gelaran ke-17. Seperti sebelumnya, AICIS kali ini akan dihadiri ribuan akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Bahkan, beberapa intelektual, akademisi, dan Indonesianis dari beberapa negara juga akan hadir,” kata Muhtadin dalam laman Kemenag yang dikutip MINA, Senin (6/11).
Menurutnya, AICIS merupakan wadah mendialogkan gagasan, pikiran, dan temuan-temuan baru sekaligus media membangun jejaring intelektual antar akademisi di lingkungan PTKI. AICIS adalah perhelatan akademik bagi pengkaji Islam untuk sharing ide dan sekaligus memperteguh watak Islam Indonesia yang moderat dan toleran.
“AICIS memberi kesempatan lebih luas bagi peneliti dan dosen untuk mempresentasikan dan mendiskusikan temuan penelitian mereka mengenai Islam,” ujarnya.
AICIS 2016 lalu berlangsung di Kampus IAIN Raden Intan Lampung. Saat itu, forum tahunan ini mengeluarkan Deklarasi Lampung yang dibacakan Rektor IAIN Lampung, Moh. Mukri dan diikuti para rektor PTKI sebagai berikut:
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Kami, unsur pimpinan dan segenap civitas akademika di seluruh perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia, menyatakan;
- Islam Indonesia adalah sebuah entitas keberagamaan yang mengapresiasi dan mengaksentuasi nilai-nilai moderasi, khasanah tradisi, nasionalisme, harmoni sosial, toleransi beragama dan demokrasi berkeadaban;
- Islam Indonesia bukanlah entitas keberagamaan yang tereduksi dan terdevaluasi, melainkan entitas yang sejajar, sederajat dan memiliki karkat-martabat yang sama dengan Islam di belahan dunia yang lain;
- Kami bertekad akan merawat, memperkuat, dan merevitalisasi Islam Indonesia yang berkeadaban;
- Kami bertekad akan mempromosikan dan mendesiminasikan Islam Indonesia ke panggung global agar keberadaannya mampu memberikan kontribusi positif bagi peradaban dunia;
- Kami menolak segala bentuk kekerasan dan radikalisme yang mengatasnamakan agama, karena agama itu suci dan Islam adalah agama perdamaian serta rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin). (R/R09/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru