KEMENAG GANDENG UNIVERSITAS KATHOLIK DI BELGIA DALAM KAJIAN ISLAM

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Kamaruddin Amin, setelah menandatangani kerjasama dengan Rektor KUL, Rik Torfs, di Rectorial Salons, University Hall Leuven (Foto: Kemenag)
Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Kamaruddin Amin, setelah menandatangani kerjasama dengan Rektor , Rik Torfs, di Rectorial Salons, University Hall Leuven (Foto: )

Jakarta, 23 Jumadil Awwal 1436/ 14 Maret 2015 (MINA)- Kementerian Agama menggandeng Universitas Katolik di dalam kerjasama pembukaan Program Magister (S2) Kajian Islam dan Studi Agama di (KUL) Brussels, Belgia.

Kemenag melalui Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Kamaruddin Amin, MA secara resmi menandatangani kerjasama tersebut. Acara penandantanganan dilakukan di Rectorial Salons, University Hall Leuven antara Dirjen Pendidikan Islam dan Rektor KUL, Rik Torfs, disaksikan oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Brussels Mr. Ignacio Kristantyo Hardojo, Rabu (11/3) lalu.

“Program ini sudah dirancang beberapa tahun lalu sebagai jawaban atas tantangan perkembangan masyarakat Eropa yang terdiri atas berbagai kelompok keagamaan. Hubungan Kristen dan Islam perlu dibangun dalam bingkai keragaman multi-etnik yang saling menghargai”, kata Prof. Rik, seperti siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.

Prof. Rik menyebutkan bahwa KUL berada pada peringkat ke-13 dari 100 universitas terbaik di Eropa. Inisiatif membuka S2 Kajian Islam di KUL, dengan demikian, akan menjadi yang pertama di seluruh Eropa untuk program studi serupa.

Pada kesempatan yang sama, Kamaruddin Amin menyatakan tertarik membuka S2 Kajian Islam di KUL karena akan memperkuat stature Indonesia sebagai negara demokrasi dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia (the most moslem countries in the world).

“Keterlibatan Indonesia dalam pembukaan S2 Kajian Islam di Universitas Katholik Lueven membuktikan bahwa Islam Indonesia dipercaya di Eropa dan memiliki potensi besar dikembangkan di seluruh Eropa dan negara lainnya”, kata Kamaruddin.

Ia optimis bahwa pintu menjadikan Indonesia sebagai “kiblat pendidikan tinggi Islam dunia” semakin terbuka dengan kerjasama berbagai universitas besar dunia.

Kajian Islam yang akan dikembangkan di KUL akan difokuskan pada kajian Islam kontemporer dalam bidang teologi, Al-Qur’an dan hadits, fiqih atau syariah yang relevan, serta sosiologi-antropologi masyarakat Islam Eropa dan dialog antar agama.

Ia berharap, penekanan tersebut kajian Islam yang diajarkan di S2 KUL lebih relevan dengan kebutuhan kaum muslim dan Kristen di Eropa saat ini.

Penandatanganan MoU antara Kementerian Agama dan KUL juga diapresiasi oleh Riaz JP Saehu, konselor di KBRI Brusels. Menurutnya, pertumbuhan masyarakat Islam di Eropa yang semakin tahun semakin meningkat membutuhkan penanganan yang tepat seiring degan masalah yang juga semakin banyak.

“Masalah umat Islam Eropa, dan secara khusus di Brussels, bukan hanya masalah hubungan Islam dan negara, hubungan pengikut Islam dan Kristen-Katholik, tetapi juga hubungan antar penganut Islam sendiri yang datang ke Eropa dari berbagai negara seperti Turki dan Maroko”, kata Riaz JP.

Ia mengusulkan agar pengiriman expert dan akademisi dari perguruan tinggi Islam di Indonesia yang akan mengajar di S2 KUL akan memberikan pengalaman berharga bagaimana wajah Islam Indonesia, bagaimana Indonesia mengelola keragaman suku, bahasa, dan agama, dan bagaimana Islam sangat kompatibel dengan demokrasi yang saat ini menjadi penilaian positif bagi Indonesia di mata dunia. (T/P010/P4)

Mi’raj Islamic News Agecy (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0