INDONESIA BELUM PERLU PERINGATAN BEPERGIAN TERKAIT EBOLA

(Foto: Kemenag)
Dirjen Penyelenggara dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil. (Foto: Kemenag)

Jakarta, 16 Syawwal 1435/12 Agustus 2014 (MINA) – Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil mengatakan, belum memerlukan peringatan bepergian atau travel warning terkait penyebaran virus dari beberapa negara Afrika seperti  Liberia, Nigeria dan Sierra Leone.

Menurut Abdul Djamil, travel warning justru dikhawatirkan akan membuat panik masyarakat dan para jamaah haji yang akan menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.

Namun demikian dia menyebutkan, pihaknya akan segera menggelar pertemuan pada Rabu (13/8)  untuk membahas pelayanan kesehatan jamaah haji dan antisipasi .

“Penyakit Ebola ini masih kasuistik tapi kita jangan teledor. Kami secara internal sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan Kemenag di semua provinsi, Kemenkes untuk membahas Ebola,” kata Abdul Djamil dalam siaran persnya beberapa waktu lalu di Jakarta seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Hingga saat ini, ujarnya, Kemenag masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan dan Pusat Kesehatan Haji untuk menentukan langkah-langkah yang harus dijalankan demi menjaga jamaah haji Indonesia tidak tertular virus mematikan itu.

Berdasarkan info dari Konsulat Jenderal Indonesia di Arab Saudi, kasus Ebola belum menyebar serta menyerang orang dalam jumlah besar. Koordinasi terkait langkah-langkah itu diperlukan agar jangan sampai menimbulkan kerisauan jamaah haji.

“Persiapan sampai saat ini masih berjalan. Jumlah petugas kesehatan haji sudah cukup. Kami minta supaya jamaah tetap tenang dan melakukan upaya pencegahan kesehatan yang biasa dilakukan. Pusat Kesehatan Haji sudah lakukan upaya antisipatif terlebih jika sudah ada hasil pertemuan,” katanya..

jadi Perhatian

Sebelumnya, Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Slamet Effendi Yusuf mengingatkan penyebaran virus Ebola harus menjadi perhatian Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama serta tidak hanya fokus pada virus MERS saja yang dianggap mengkhawatirkan.

“Lembaga kesahatan dunia telah memberikan peringatan terhadap ancaman virus Ebola ini. Maka sangat tepat pemerintah mewaspadai jamaah selama prosesi haji terkiat ancaman terinfeksi penyebaran virus tersebut,” ujar Slamet Effendi Yusuf di Jakarta, Kamis (07/08) lalu.

Apalagi, tambahnya, secara geografis virus tersebut telah menyebar di negara-negara Afrika. Padahal jamaah haji asal negara tersebut sangat banyak. Tidak menutup kemungkinan penyebaran bisa terjadi pada saat musim haji.

Slamet meminta antisipasi pemerintah Indonesia terhadap penyebaran virus ebola pada jamaah haji lewat sejumlah langkah pencegahan dan tindakan pengamanan pada  jamaah yang menjadi suspect virus Ebola.

Pola infeksi virus ebola inilah yang harus disadari. Karena menurut dia mampu berpindah melalui kontak langsung. Karena itu dia meminta Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama segera melakukan monitoring terhadap perkembangan virus Ebola dan memberikan penjelasan jamaah terhadap langkah pencegahan terinfeksi virus.

“Saat ini pencegahan terhdap virus MERS sudah cukup efektif. Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama berhasil menyebarkan informasi yang lengkap pada jamaah, sehingga bisa menekan korban virus yang menyerang  saluran pernapasan itu,” katanya.  (T/P02/IK)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0