Jakarta, 9 Rabiul Awwal 1438/9 Desember 2016 (MINA) – Gempa 6,5 Skala Ritcher mengguncang Aceh, Rabu (07/12) pagi. Pusat gempa yang berada di Kabupaten Pidie Jaya menyebabkan sejumlah bangunan madrasah dan lembaga pendidikan Islam rusak total, rusak sedang dan ringan.
Data sementara yang dirilis oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh pada Kamis (8/12) menyebutkan bahwa dua Raudlatul Athfal (RA) mengalami rusak sedang. Selain itu, ada 20 Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang terdampak, dengan rincian: satu MI rusak total, dua rusak berat, dan 17 rusak sedang.
Enam Madrasah Tsnawiyah (MTs) juga mengalami kerusakan, dua rusak berat dan empat rusak sedang. Sedangkan Madrasah Aliyah (MA) yang rusak ada empat. Sebanyak tiga MA rusak berat, dan satu MA rusak ringan.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan mengaku pihaknya sedang terus melakukan pendataan terkait dengan jumlah akhir madrasah yang mengalami kerusakan akibat gempa Aceh.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menegaskan dalam keterangan pers Kemenag yang dikutip MINA, bahwa Kementerian Agama sudah menyiapkan anggaran bantuan bagi rehabilitasi madrasah yang mengalami kerusakan dan akan diproses awal tahun 2017.
“Madrasah yang terdampak masih kita inventarisir dan akan diberikan bantuan sarana dan prasarana pada awal tahun 2017,” katanya saat dimintai konfirmasi terkait upaya yang akan dilakukan menyikapi sejumlah madrasah yang terdampak gempa Aceh, Jumat (09/12).
Selain madrasah, sementara ini tercatat ada 10 pondok pesantren yang juga mengalami kerusakan. Sebanyak empat pesantren rusak berat, tiga pesantren rusak sedang, dan tiga pesantren rusak ringan. (T/Ima/R01)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)