Kemendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit

Jakarta, MINA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menanggapi berbagai masukkan tentang pelaksanaan Ujian Nasional (UN), salah satunya adalah pelaksanaan ujian pada mata pelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik.

“Saya menghargai respon peserta didik yang telah mengekspresikan perasaannya melalui media sosial yang dilandasi pada etika yang baik,” demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menanggapi masukkan dari para peserta didik tersebut, beberapa waktu lalu di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta.

Mendikbud menjelaskan, soal-soal UN yang menuntut penalaran sudah harus diperkenalkan kepada para peserta didik.

“Soal-soal penalaran pada ujian nasional sebetulnya hanya sekitar sepuluh persen dari total semuanya. Ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar kita dengan standar internasional, antara lain seperti standar Program for International Student Assessment (PISA),” jelas Mendikbud.

Dikutip dari rilis , pada kesempatan yang sama, Ketua BSNP, Bambang Suryadi mengatakan, soal UN 2018 dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang disusun oleh Kemendikbud, dengan melibatkan guru, yang selanjutnya ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) pada Agustus 2017, dan dimuat di laman http://bsnp-indonesia.org.

Kisi-kisi tersebut telah disusun sesuai kompetensi dasar yang harus diajarkan oleh guru sebagaimana dijabarkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah, dan dituangkan dalam buku mata pelajaran.

Mendikbud berharap kepada para siswa dapat memahami dan meyakini bahwa pembelajaran merupakan proses yang panjang, tidak bisa instan.

“Tetaplah bersemangat, belajar sungguh-sungguh, dan senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan dan kompetensi masing-masing. Jadilah manusia pembelajar sepanjang hayat,” pungkasnya. (R/R05/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)