Kemenkes Arab Saudi Akan Umumkan Negara Yang Dapat Kirim Jamaah Umrah

Tawaf Haji

Riyadh, MINA – Menteri Haji dan Umrah Muhammad Saleh Benten mengumumkan, Kementerian Kesehatan akan mengambil keputusan negara mana yang akan diizinkan untuk mengirim jamaah mereka melakukan umrah.

Dikutip dari Saudi Gazette pada Selasa (29/9), pengumuman menteri tersebut menyusul pernyataan sebelumnya oleh Kementerian Dalam Negeri yang mengatakan bahwa Kerajaan akan mengizinkan jamaah umrah asing untuk memasuki Kerajaan pada tahap ketiga dari dimulainya kembali layanan Umrah yang ditangguhkan secara bertahap mulai 1 November.

Merujuk pada dimulainya kembali layanan umrah bagi jamaah haji domestik yang berlaku mulai 4 Oktober, menteri mengatakan bahwa hanya 12 rombongan jemaah yang diizinkan untuk melakukan umrah dalam waktu 24 jam pada tahap pertama..

“Jamaah akan dibagi dalam kelompok dan masing-masing kelompok akan didampingi oleh tenaga kesehatan di Masjidil Haram. Hanya jamaah dengan usia antara 18 dan 65 tahun yang diperbolehkan pada tahap pertama,” katanya.

Benten mengungkapkan, untuk penerbitan izin umrah tidak ada biaya yang dikenakan.

“Tidak ada jamaah umrah yang diizinkan masuk ke Masjidil Haram di Makkah tanpa menyelesaikan prosedur masuk melalui aplikasi seluler” I’tamarana” dan ini untuk memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah,” katanya.

Ia menambahkan, pengaturan alternatif akan dilakukan, jika ada hambatan teknis untuk menyelesaikan prosedur melalui aplikasi.

Jamaah Domestik Sudah Daftar Umrah

Warga negara Saudi dan ekspatriat serta keluarganya di Kerajaan diizinkan untuk mengunduh aplikasi seluler umrah bertajuk “I’tamarna”, yang efektif mulai hari Ahad untuk mendaftarkan nama mereka sehingga dapat menunaikan umrah serta mengunjungi dan beribadah di Dua Masjid Suci.

Hanya dalam waktu beberapa jam setelah aplikasi itu diluncurkan, sebanyak 16.000 jamaah telah mendaftarkan diri.

Aplikasi tersebut sekarang tersedia untuk pengguna sistem operasi iOS dan Android di smartphone mereka tujuh hari sebelum dimulainya fase pertama haji.

Kementerian Dalam Negeri sebelumnya mengumumkan dimulainya kembali umrah secara bertahap dan kunjungan ke Dua Masjid Suci dengan jumlah jamaah haji yang terbatas, mulai 4 Oktober.

Pada tahap pertama, warga negara dan ekspatriat dari dalam Kerajaan akan diizinkan untuk melakukan umrah dengan kapasitas 30 persen mulai 4 Oktober yang berarti 6.000 jamaah per hari dan itu sesuai dengan tindakan pencegahan kesehatan Masjidil Haram.

Para jamaah akan diizinkan melakukan ritual dalam 12 kelompok yang masing-masing terdiri dari 500 jamaah dalam sehari.

Pendaftaran data jamaah haji dan pengunjung Masjidil Haram ini akan langsung terkait dengan aplikasi “Tawakkalna”, aplikasi resmi yang diluncurkan Kementerian Kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Langkah ini akan terdiri dari sejumlah prosedur, termasuk memberikan jaminan jamaah atau pengunjung bebas dari virus corona, kata Kementerian Haji.

Aplikasi ini akan memungkinkan para peziarah merencanakan ziarah dan kunjungan mereka terlebih dahulu, serta membuat reservasi layanan opsional untuk melakukan ritual mereka dengan mudah dan nyaman, selain memastikan kepatuhan terhadap kesehatan dan tindakan pencegahan dan protokol pencegahan, disetujui oleh Kementerian Kesehatan dan otoritas berwenang lainnya, untuk membendung penyebaran virus corona.

Kementerian Haji telah mengembangkan aplikasi bekerja sama dengan Saudi Data and Artificial Intelligence Authority (SDAIA) untuk mengatur waktu ibadah bagi mereka yang ingin mengunjungi Mekah dan Madinah untuk melakukan umrah dan sholat di Dua Masjid Suci.

Sementara itu, toko pakaian Ihram kembali beroperasi setelah selang waktu yang lama lebih dari enam bulan di Arab Saudi sebelum dimulainya kembali sebagian jamaah umrah mulai pekan depan. (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.