Jakarta, MINA – Kementrian Kesehatan RI dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah hari Selasa (3/1) menandatangani kerjasama di bidang Kesehatan.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, di Lantai 6 Gedung Masjid At Tanwir, Gedung Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Nomor 62, Jakarta Pusat.
Menteri Kesehatan mengatakan, kerja sama dengan Muhammadiyah ini mencakup pelaksanaan program transformasi sistem kesehatan.
Budi mengungkapkan ada empat pilar kesehatan yang bisa dilakukan transformasi oleh Kemenkes dan Muhammadiyah. Pertama,
dalam pelaksanaan transformasi layanan kesehatan primer, di mana Muhammadiyah melalui Aisyiyah serta klinik-klinik kesehatan yang tersebar di berbagai daerah bisa membantu mensosialisasikan program-program kesehatan promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
“Saya melihat yang paling oke untuk mendidik kesehatan masyarakat itu adalah ibu-ibu, pasti itu kita kerja samakan. Di mana membuat narasi-narasi kesehatan dipaketkan dalam bentuk narasi sosial didorong lewat ibu-ibu Aisyiyah,” kata dia.
Pilar transformasi kedua, kata Budi, layanan rujukan Rumah Sakit. Menurutnya, transformasi ini lebih mudah karena Muhamadiyah memiliki 120-an Rumah Sakit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pilar ketiga mengenai sistem ketahanan kesehatan.
Pilar keempat, sumber daya manusia atau tenaga kesehatan di mana Muhammadiyah memiliki 173 perguruan tinggi dan 12 fakultas kedokteran. Budi mengatakan, dengan kerjasama yang intens, maka perguruan tinggi Muhammadiyah akan banyak mencetak tenaga-tenaga kesehatan.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Senada dengan hal itu, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut baik kerjasama dengan Kemenkes, di mana kerjasama tersebut bisa mengembangkan rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah yang siap dengan perubahan untuk meningkatkan kesehatan bangsa.
“Kedua, kita memperkuat basis kesehatan masyarakat di mana Muhammadiyah memiliki ekosistem mencukupi, baik dari segi organisasi maupun SDM-nya. Dan ketiga ada kerjasama-kerjasama yang bersifat program, yang nanti akan dikembangkan baik langsung Muhammadiyah-Aisyiyah dan berbagai institusi yang ada di dalamnya,” ujar Haedar.
Ia juga mengapresiasi Menkes dan jajarannya, yang menurutnya telah banyak melakukan terobosan selama dua tahun ini, baik dalam penanganan pandemi di mana maupun dalam program-program di bidang kesehatan. (L/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan