Kemuliaan Bumi Palestina (Oleh Ali Farkhan Tsani)

Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency), Duta Al-Quds Internasional

Tanah Palestina adalah sebuah negeri yang kental dengan nuansa sejarah masa lalu. Tanah Palestina juga menjadi wilayah yang diperebutkan sebagai pusat pemerintahan penguasaan dunia.

Sepanjang sejarah, Palestina telah diduduki atau dikuasai oleh banyak bangsa di dunia. Mulai dari bangsa Asyuria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Fatimiyah, Seljuk, Mesir, Mameluk, hingga Kekaisaran Ottoman (Turki Utsmaniyah), hingga dalam pendudukan Zionis Israel saat ini.

Survei historis itu kemudian memunculkan teori geopolitik The Heartland Theory, yang dikemukakan oleh pakar geopolitik Inggris Sir Halford Mackinder. Teori geopolitik ini kemudian dipopulerkan oleh Prof. Karl Haushofer, guru dari Adolf Hitler.

The Heartland Theory menyimpulkan bahwa Palestina adalah jantungnya peradaban dunia. Maka siapa yang ingin menguasai dunia, kuasai Palestina. Siapa yang ingin membuat dunia sejahtera, kuasai Palestina.

Ini pun terbukti dalam sejarah ribuan tahun, bahwa manakala Syam, termasuk Palestina di dalamnya dalam kepemimpinan Islam, maka tenteramlah dunia. Tetapi ketika Palestina keseluruhan dikuasai selain Islam, maka kacaulah dunia.

Menurut Prof. Dr. Syaikh Muraweh Mousa Nassar, salah satu Pendiri Ikatan Ulama Palestina kelahiran Baitul Maqdis,  dikaruniai Allah memiliki posisi geografis yang sangat strategis di dunia. Merupakan jantung dunia, di antara benua Asia, Eropa, dan Afrika.

Bahkan, bangsa Quraisy pada masanya menjadikan wilayah Syam (termasuk Palestina di dalamnya), sebagai jalur perdagangan ekspor impor.

Prof. Syaikh Muraweh menyebut Palestina sebagai “Markazul ‘alam wa qalbuhu”. (pusat dan jantungnya dunia). Jantungnya dunia adalah Palestina. Jantungnya Palestina adalah Al-Quds, dan jantungnya Al-Quds adalah Masjidil Aqsa, ujarnya. seperti dikutip dari laman stithidayatullah, edisi 4 Desember 2029.

Karena itu, siapa yang hendak menguasai dunia, hendaknya menguasai Euroasia (Eropa, Afrika, dan Asia), karena 80 persen kekayaan dunia ada di tiga benua ini. Cara menguasai ketiga benua tersebut cukup dengan menguasai jantungnya, yaitu Palestina, lanjutnya. Seperti sekarang dikuasai pendudukan Zionis Israel, yang jelas-jelas bukan pemiliknya.

Selanjutnya, melalui ayat-ayat Allah yang termaktub di dalam Al-Quran, nuansa iman dan spiritual terasa kental ketika Allah menyebutkan tanah Palestina, wilayah yang diberkahi.

Betapa Allah telah mengabadikan keberkahan tanah Palestina di dalam salah satu ayat-Nya. “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isra [17]: 1).

Palestina dikatakan sebagai bumi penuh berkah, menurut para ulama, karena di daerah tersebut diutus oleh Allah sejumlah Rasul-Nya untuk berdakwah di negeri ini dan sebagian menetap di dalamnya. Di antaranya, Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, Nabi Ya’qub, Nabi Dawud (dengan Kitab Zaburnya), Nabi Sulaiman, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, hingga Nabi Isa (dengan Kitab Injilnya).

Di tanah Palestina inilah, pada masing-masing jaman Para Nabi utusan Allah, banyak turun firman-firman Allah, selain di wilayah Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

Palestina dikatakan sebagai bumi penuh berkah, karena memang ada Masjidil Aqsa di dalamnya, tempat suci yang dilebihkan oleh Allah atas masjid-masjid lain di permukaan bumi ini, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Palestina dikatakan sebagai bumi penuh berkah juga karena terdapat sungai-sungai yang mengalir di dalamnya, yang menyuburkan tanah sekitarnya tanpa pernah putus. Sehingga dapat menghasilkan aneka tanaman buah-buahan di atas tanahnya, serta cadangan tambang di dalam tanahnya.

Imam Alusi mengatakan, wilayah Syam, termasuk Palestina di dalamnya, adalah negeri yang diberkahi karena banyaknya pepohonan dan buah-buahannya, serta kelapangan hati para penduduknya. (Prof. Dr. Yusuf Al-Qaradhawy, Al-Quds Masalah Kita Bersama, 1998).

Di samping Palestina adalah negeri yang diberkahi, sebagaimana disebutkan di dalam Surat Al-Isra ayat 1. Beberapa ayat lain juga menyebutkan hal ini, antara lain:

Pada surat Al A’raf [7]: 137, surat Al Isra` [17]: 1, surat Al Anbiya` [21] : 71 dan 81, dan surat Saba [34] ayat 18.

‘’Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya.’’(QS Al A’raaf [7]: 137).

‘’Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.’’ (QS Al Anbiyaa` [21]: 71).

‘’Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.’’ (QS Al Anbiyaa` [21]: 81).

‘’Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman.’’ (QS Saba [34]: 18).

Adapun saat ini, negeri penuh berkah itu menjadi negeri yang penuh dengan pembantaian, pembunuhan, yahudisasi, dan segala bentuk kejahatan kemanusiaan oleh pendudukan Zionis Israel.

Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Palestina adalah bumi perjuangan dan penjagaan (ardhul jihad war-ribath). Yakni, bagaimana rakyat dan bangsa Palestina sebagai pemilik sah wilayah Palestina sedang dan terus berjuang untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatannya yang hakiki, di atas tanah airnya sendiri, menghadapi penjajahan Zionis Israel.

Adapun banyaknya warga Palestina yang kemudian tewas dalam medan perjuangan, bahkan banyak di antaranya adalah warga sipil dari kalangan anak-anak, khususnya balita, orang-orang tua, dan kaum perempuan.

Itu semua bukan menunjukkan kekalahan atau kehinaan mereka. Namun, itulah pembuktian adanya para syuhada di jalan Allah. Mereka gugur meraih kehormatan dan kemuliaan di sisi Tuhannya. Bahkan mereka hakikatnya hidup di sisi Tuhan-Nya (bal ahyaa).

Di dalam Al-Quran, disebutkan, “Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS Al-Baqarah [2]: 153).

Itulah tanah Palestina yang menjadi tempat tumpah darah para syuhada, dan harapan akan kemenangan masa depan, dengan izin Allah.

Begitulah kemuliaan bumi Palestina yang Allah karuniakan kepada rakyat dan bangsa Palestina, seluruh kaum Muslimin, dan umat manusia untuk dijaga dalam kebaikan, kedamaian dan kesejahteraan bersama.

Maka manakala bumi Palestina yang Allah berikan berbagai kemuliaan itu kemudian dinodai, dirusak, diserang, diduduki, dan dijajah oleh pendudukan Zionis Israel yang bukan pemilik sahnya. Maka hal itu harus dihentikan oleh sekalian orang-orang yang beriman kepada Allah, dan oleh segenap manusia yang masih memiliki jiwa kemanusiaan hakiki. Untuk kemudian dikembalikan kepada pemiliknya yang sah, yakni rakyat dan bangsa Palestina. Wallahu a’lam. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.