Ketua ASEAN Khawatir atas Meningkatnya Kekerasan di Myanmar

Naypyidaw, MINA – Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara () sangat prihatin dengan eskalasi kekerasan di dan menyerukan untuk menahan diri sert segera menghentikan pertempuran.

Hal itu disampaikan oleh Ketua ASEAN saat ini yaitu Kamboja dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu (26/10), demikian CNA melaporkan.

“Kami sangat sedih dengan meningkatnya korban, dan penderitaan besar yang dialami orang-orang biasa di Myanmar,” kata pernyataan itu.

Menurutnya, konflik itu tidak hanya memperburuk situasi kemanusiaan tetapi juga merusak upaya untuk menerapkan “konsensus” perdamaian yang disepakati antara ASEAN dan junta tahun lalu.

“Oleh karena itu, kami sangat mendesak pengekangan sepenuhnya dan penghentian segera kekerasan,” kata pernyataan itu, yang menyerukan semua pihak untuk melakukan dialog.

Myanmar telah terjebak dalam siklus kekerasan sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih pemenang Nobel Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, menahannya dan ribuan aktivis serta meluncurkan tindakan keras brutal yang menimbulkan gerakan perlawanan bersenjata.

Beberapa pekan terakhir telah melihat beberapa insiden paling berdarah, di antaranya pemboman penjara terbesar Myanmar, konflik di Negara Bagian Karen, dan serangan udara di Negara Bagian Kachin pada Ahad (23/10), yang dilaporkan telah menewaskan 50 orang.

ASEAN memimpin upaya diplomatik untuk membawa perdamaian ke Myanmar tetapi junta tidak berbuat banyak menerapkan “konsensus”, yang berkomitmen agar segera menghentikan kekerasan dan memulai dialog menuju kesepakatan damai..

Sekelompok 457 organisasi masyarakat sipil Myanmar telah menyerukan dalam sebuah surat terbuka bagi para pemimpin ASEAN untuk membatalkan rencana perdamaian yang disepakati dengan militer, dan sebagai gantinya bekerja dengan para pemimpin sipil atau pemerintah bayangan. (T/R6/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.