Ketua Lembaga Perdamaian HWPL dari Korea Kunjungi Indonesia

Ketua Lembaga perdamaian Internasional Man Hee Lee didampingi Direktur Program IPYG Taeho Kang pada Konferensi Jejaring Perdamaian Pemuda di Jakarta, Sabtu 27/1-2018.(Foto: Rana/MINA)

 

Jakarta, MINA – Ketua Lembaga perdamaian internasional “Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL)” Man Hee Lee mengadakan kunjungan perdamaian di selama empat hari mulai Sabtu-Selasa (27-30/1).

Ini adalah kunjungan Man Hee Lee  (88 tahun, veteran Perang ), pertama kalinya ke Indonesia. Ini merupakan tur perdamaian dunia-nya yang  ke-26 kali mengunjungi 74 negara sejak 2014 lalu.

Man Hee Lee tiba di Jakarta Sabtu siang dan disambut dengan meriah oleh para relawan perdamaian.

Pada agenda Sabtu, dia menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Jejaring Perdamaian Pemuda dan Konferensi Perdamaian HWPL dengan Himpunan Advokat atau Pengacara Indonesia (HAPI).

Dalam kesempatan itu, Lee yang didampingi Direktur Program International Peace Youth Group (IPYG) Taeho Kang dan pimpinan Direktur International Women’s Peace Group (IWPG) Hyunsook Yoon, memberikan sambutan untuk mendorong dan mendukung pemuda yang aktif dalam pembangunan perdamaian. Dia menyatakan sangat tertarik dengan Indonesia yang memiliki keberagaman budaya serta agama.

“Tak banyak negara yang memiliki keberagaman seperti bangsa Indonesia. Maka dari itu sudah sepatutnya generasi muda sebagai generasi penerus, harus menjaga dan menciptakan kerukunan beragama serta menjadi pelopor bagi mewujudkan perdamian dunia di masa yang akan datang,” kata Lee saat menyampaikan sambutan dalam Konferensi Jejaring Perdamaian Pemuda di Jakarta, Sabtu sore.

Duta HWPL Indonesia Ahmad Syamsuddin menjelaskan, selama kunjungan perdamaian empat hari di Jakarta, Man-Hee Lee bersama delegasi HWPL Pusat akan bertemu dengan beberapa tokoh agama, pemuda, dan wanita.

“Kunjungan Ketua HWPL Man-Hee Lee ke Jakarta bertujuan mengambil energi-energi perdamaian dari Indonesia. Lee mengharapkan Indonesia punya andil penting dalam kegiatan-kegiatan perdamaian dunia,” kata Syamuddin juga salah satu pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) kepada MINA.

Ahmad mengatakan, Lee juga berpartisipasi dalam acara jalan santai untuk Perdamaian dan Harmoni bersama tokoh-tokoh nasional yang akan dihadiri sekitar pada 1.000 orang pada Ahad pagi (28/1).

Selain itu, lanjut Ahmad, HWPL yang berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan akan menandatangani kesepakatan perjanjian dengan perguruan-perguruan tinggi Indonesia dalam meluncurkan pendidikan perdamaian yang digagas HWPL.

“Acara ini akan digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Senin (29/1) depan. Saat ini, sekitar 100 perguruan tinggi sedang dalam proses untuk menandatangani MoU dengan HWPL,” ujarnya.

Lee juga akan hadir dalam konferensi tokoh agama di Gedung DPR dan memberikan sambutan yang isinya meminta para tokoh agama untuk memimpin dalam kegiatan-kegiatan perdamaian.

Man Hee Lee adalah seorang Veteran Perang Korea sebagai tentara pasukan khusus dan kini menjadi aktivis perdamaian dunia.

Tur Perdamaian Dunia

Direktur Departemen Pendidikan HWPL Rebecca Woo menjelaskan, HWPL telah melakukan di sekitar 74 negara. Dalam tur perdamaian itu, Man Hee Lee yang kini berusia 88 tahun bertemu dengan para kepala negara, pakar hukum internasional, tokoh agama, tokoh wanita dan pemuda, serta wartawan untuk bertukar pandangan mengenai gagasan HWPL bagi perdamaian.

“HWPL telah memulai tur perdamaian guna mempromosikan kerja sama penerapan hukum internasional untuk penghentian perang dan perdamaian dunia juga aliansi perdamaian agama, yang merupakan solusi nyata untuk perdamaian berkelanjutan,” kata Rebecca kepada MINA.

HWPL berdiri sejak 2013 lalu merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berada di bawah Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) PBB dan bekerjasama dengan Departemen Informasi Publik (DPI) PBB, yang mendorong kemitraan bagi pembangunan perdamaian melalui pengenalan hukum internasional bagi perdamaian, kerukunan antarumat beragama, pendidikan perdamaian dan jurnalistik.

Rebecca menambahkan, lembaga itu menggunakan pendekatan melalui pendidikan dan diplomasi sipil, membangun hubungan dengan negara dan organisasi lain untuk memajukan budaya perdamaian dan penghentian perang; memperkuat hak asasi manusia; dan mendorong dialog dan kerja sama antaragama.

“Juga bekerja sama untuk menciptakan dunia yang lebih baik melalui implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan,” tambahnya.(L/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.