Ketua MUI Desak Pameran Foto dan Museum Holocaust di Minahasa Ditutup

Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Prof DR Sudarnoto Abdul Hakim, menyayangkan diselenggarakannya pameran foto dan pembukaan di Tondano, Kabupaten , Sulawesi Utara, baru-baru ini.

Sudarnoto juga mengingatkan agar pemerintah dan rakyat Indonesia, jangan sampai kecolongan terhadap upaya-upaya yang secara tidak langsung membuka peluang hubungan diplomatik dengan Israel

“Museum Holocaust dan Pameran Holocaust harus ditutup. Kehadiran museum ini memungkinkan akan menyulut kemarahan, emosi masyarakat Indonesia yang konsisten memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” tegasnya kepada MINA, Jumat (28/1).

Dia berharap Pemerintah Daerah Minahasa, termasuk ormas-ormas Islam dan MUI yang ada di sana ikut mewaspadai gerakan-gerakan komunitas itu sehingga jangan terlena dengan upaya-upaya yang mungkin bisa menyulut sentimen pertentangan-pertentangan yang terjadi di masyarakat.

Sudarnoto juga mengingatkan pendirian Museum Holocaust di Indonesia ini yang tujuannya akan menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda, jangan sampai narasinya dengan  menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa Israel adalah bangsa yang tertindas dan menderita.

Dia juga berharap Pemerintah Indonesia bersama rakyatnya konsisten dengan dukungan dan pembelaan terhadap Palestina, yang berarti hal-hal seperti ini harus dianggap sebagai suatu aktifitas yang dilarang.

“Menurut saya perlu diwaspadai juga gerakan-gerakan komunitas Yahudi di Indonesia itu termasuk di Minahasa, jangan sampai menyinggung perasaan umat Islam atau bangsa Indonesia pada umumnya. Mereka harus paham betul dengan falsafah bangsa kita, termasuk pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu,” ujar Sudarnoto.

Dia meluruskan sikap menolak kehadiran Museum Holocaust ini bukan berarti memusuhi warga Yahudi, namun sikap menentang paham Zionisme yang identik dengan kolonialisme dan rasialisme.

Menurut Sudarnoto, justru yang terjadi sekarang adalah sebaliknya, Israel melalui Zionismenya yang tengah melakukan Holocaust terhadap rakyat Palestina.

“Ajaran Islam menghargai kemanusiaan apapun agama dan keyakinannya tetapi agama-agama yang lain juga harus memahami perasaan bangsa ini,terutama perasaan umat Islam yang sudah terlampau lama diinjak-injak oleh Zionisme,” pungkasnya.

Holocaust adalah peristiwa pembantaian kaum Yahudi oleh pasukan Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua. Israel mengklaim tragedi itu menewaskan sekitar enam juta orang Yahudi. Gelombang imigrasi bangsa Yahudi ke Palestina juga terdorong karena peristiwa Holocaust.

Sejak saat itu, eksodus besar-besaran Yahudi di seluruh dunia masuk ke wilayah Palestina. Mereka mengusir, merampas properti penduduk asli Palestina dan bahkan membunuh rakyat Palestina secara brutal tanpa rasa kemanusiaan. Seolah-olah mereka lupa kepedihan peristiwa Holocaust yang pernah mereka alami beberapa waktu sebelumnya.

Sementara itu, pengusaha Indonesia berdarah Yahudi, Yaakov Baruch, Kamis sore (27/1) telah membuka pameran foto sekaligus Museum sejarah Holocaust, berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Pameran foto bertema Holocaust ini merupakan yang pertama di Indonesia. Agenda ini terwujud atas kerjasama antara Baruch dengan Yad Vashem (Museum peringatan Holocaust) berlokasi di Kota Yerusalem. Ada lusinan foto bertema Holocaust dipajang di sinagoge di Tondano itu.

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel hadir langsung dalam acara tersebut juga memberikan sambutan. Dia mengatakan ini merupakan Museum Holocaust pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.(L/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)