MUI: PELECEHAN TERHADAP NABI MUHAMMAD PEMBUKTIAN AL-QURAN

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ahmad Cholil Ridwan (Foto : MINA/Hudzaifah)
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ahmad Cholil Ridwan (Foto : MINA/Hudzaifah)

Jakarta, 17 Rajab 1436/6 Mei 2015 (MINA) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, terkait kasus pelecehan melalui , itu merupakan pembuktian dalil Al-Quran tentang kebencian musuh-musush Islam.

“Itu menggambarkan seperti apa yang disebut dalam Surat Al-BAqarah ayat 120, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada Islam hingga mengikuti ajaran agama mereka,” ujar Chlolil kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), di Jakarta, Selasa (5/5).

Menurutnya, kebencian terungkap pada mulut mereka, sedangkan yang tersimpan di dalam dada mereka jauh lebih besar.

“Namun, sekarang ini, yang mereka sembunyikan terhadap kebencian Islam mulai terungkap dengan bukti melalui karikatur, film dan tabloid Charlie Hebdo di Paris dulu. Itu adalah ungkapan kebencian yang ada dalam diri mereka,” kata Cholil Ridwan yang juga dai di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat Jakarta.

Mereka berani karena berlindung kepada penguasa atau pemimpin yang anti-Islam seperti di Amerika dan Eropa, dengan dalil kebebasan berbicara. Padahal umat Islam sendiri tidak pernah mengusik-usik agama manapun, katanya.

Namun ia menambahkan, justru dengan adanya peristiwa itu, banya di antara mereka mempelajari Islam, literatur Islam, Al-Quran terjemah, dan lainnya. Hingga banyak orang Amerika sendiri yang kemudian masuk Islam, setelah peristiwa pelecehan kartun Nabi Muhammad tersebut.

Seperti juga orang-orang Amerika Serikat banyak yang masuk Islam, pasca peristiwa runtuhnya WTC World Trade Center (WTC), salah satu gedung tertinggi di Amerika pada tanggal 11 September 2001, ungkapnya.

“Kebencian terhadap Islam bermunculan terkait acara kontes kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Apapun dalihnya, tindakan tersebut tidak bisa diterima. Mereka mengatakan ini cermin kebebasan berekspresi. Kita umat Islam jelas tidak bisa menerima,” tegas Cholil Ridwan, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Husnayain Jakarta itu.

Dikatakannya, kebebasan berbicara dengan menghina agama lain, bukan berarti bebas tanpa batas, ada koridornya.

Ditegaskannya lagi, hal itulah yang menjadi cermin bagi bangsa Barat saat ini, sementara umat Islam sendiri kurang menyadari betapa permusuhan yang mereka tunjukan jauh lebih besar, terutama dengan munculnya beragam kebencian terhadap Islam.

Untuk mengatasinya, ujarnya, umat Islam harus bersatu menjaga nilai-nilai Islam agar tidak tercemar oleh Barat yang masuk ke Indonesia, dan di sini peran ulama sangat penting dalam menanamkan ajaran Islam agar tidak terkontaminasi budaya barat.

Namun Cholil Ridwan tetap meyakini bahwa kekuatan Islam justru akan datang dari Eropa dan Amerika. beberapa contoh seperti adanya Polwan Amerika sendiri yang memakai jilbab.

“Insyallah pasti ada hikmah dalam peristiwa kontes kartun nabi tersebut, ujarnya.(L/P002/R11/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0