Yerusalem, MINA – Ketua partai ultra-Ortodoks United Torah Judaism (UTJ) meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak membuka kembali Temple Mount bagi pengunjung Yahudi.
“Karena dosa kami, Kuil dihancurkan,” kata Ketua UTJ Moshe Gafni dalam sebuah pernyataan, Sabtu (22/5), Times of Israel melaporkan.
Banyak orang Yahudi Haredi percaya bahwa orang Yahudi tidak boleh mengunjungi situs tersebut karena kesuciannya.
Orang Yahudi telah mengklaim keberadaan Temple Mount yang merupakan situs suci ketiga dalam Islam, yakni Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
“Tidak naik ke Temple Mount adalah bukti terdalam dari kepemilikan kami di tempat suci ini, tempat kami mengarahkan doa kami,” kata Gafni. “Saya meminta Anda untuk menutup Temple Mount bagi orang Yahudi!”
Orang-orang Yahudi dilarang mengunjungi situs itu sejak Hari Yerusalem awal bulan ini, ketika pihak berwenang membuat keputusan untuk menutup Temple Mount bagi non-Muslim di tengah ketegangan yang meningkat di kota itu.
Serangan besar terjadi di Kompleks Masjid Al-Aqsha oleh polisi pendudukan pagi itu, dengan ratusan orang terluka.
Kemudian pada hari yang sama, 10 Mei, kelompok pejuang Hamas yang berkuasa di Gaza mengancam akan menembakkan roket ke Israel jika Israel tidak menarik pasukannya dari Masjid Al-Aqsha dan lingkungan Sheik Jarrah, Yerusalem Timur yang diduduki.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Komentar Gafni dapat memicu ketidaksepakatan dalam blok agama sayap kanan Netanyahu, yang mencakup partai Likud pimpinan Perdana Menteri, Syas ultra-Ortodoks, UTJ, dan Zionisme Religius sayap kanan. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza