Keutamaan Wirid Hasbunallah Wani’mal Wakil, Mohon Pertolongan Allah

Oleh: , Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Di dalam Al-Quran ada bacaan dzikir yang sangat masyhur, dan banyak diamalkan sebagai salah satu wirid harian, yaitu :

حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

Artinya: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS Ali Imran/3: 173).

Bacaan dzikir ini biasanya dilanjutkan dengan kalimat:

نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِير

Artinya: “Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong.” (QS Al-Anfal/8: 40).

Inilah dzikir “ Wani’mal Wakil” yang menegaskan semangat tauhid pada diri orang-orang beriman. Yaitu bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat untuk berserah diri dan bertawakkal.

Inilah sebuah kalimat agung yang mengandung makna besar, kandungan yang luar biasa, dan pengaruh yang kuat. Isinya menyebutkan, semua kekuasaan dan kekuatan hanyalah milik Allah.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu disebutkan, ketika Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam dilemparkan ke dalam api, Nabi Ibrahim membaca kalimat,  “Hasbunallah Wani’mal Wakil.”

Kalimat inilah yang diucapkan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam ketika dia dilemparkan ke dalam api oleh pasukan Raja Namrud. Raja Namrud adalah penguasa Negeri Shinar, Mesopotamia (sekitar 10.000 SM, yang sekarang Irak), penguasa yang ingkar kepada Allah.

Raja Namrud dan Nabi Ibrahim sama-sama keturunan dari Nabi Nuh’Alaihis Salam. Raja Namrud keturunan dari Ham bin Nuh, dan Nabi Ibrahim keturunan dari Sam bin Nuh.

Disebutkan dalam riwayat, saat Nabi Ibrahim dilemparkan dengan ketapel raksasa dari tempat yang tinggi ke dalam kobaran bara api unggun yang menyala-nyala. Malaikat Jibril saat itu turun dan menawarkan bantuan kepada Nabi Ibrahim, “Apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku?”

Namun Nabi Ibrahim menjawab, “Aku tidak memerlukan apa-apa pertolongan darimu. Aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah”. Nabi Ibrahim pun berucap, “Hasbunallah wa ni’mal wakil.”

Dengan ucapan itulah, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, maka api yang panas membakar menjadi dingin dan sejuk dengan izin Allah.

Allah mengabadikannya di dalam Al-Quran :

قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ

Artinya: Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (QS Al-Anbiya/21: 69).

Di dalam Tafsir Al-Quran Kementerian Agama RI dijelaskan, ayat ini mengungkapkan tentang bagaimana Allah melindungi Nabi Ibrahim dari panas api dengan cara mencabut sifat panas dan membakar, dari api yang sedang menyala. Sehingga Nabi Ibrahim tidak merasa panas ketika dibakar dan tidak terbakar dalam api unggun yang menyala-nyala.

Dengan adanya perintah Allah kepada api tersebut, maka sifatnya berubah dari panas menjadi dingin, dan tidak merusak terhadap Nabi Ibrahim sampai api itu padam. Ini menambah bukti tentang kekuasaan Allah.

Demikian pula ketika Nabi Musa ‘Alaihis Salam dikejar-kejar oleh Raja Fir’aun (penguasa Mesir Kuno, sekitar 3.000 SM) dan bala tentaranya. Lalu Nabi Musa pun membaca kalimat “Hasbunallah Wani’mal Wakil.” Kemudian Allah menolong Nabi Musa dan pengikutnya, dengan cara membelah Laut Merah, hingga mereka dapat melaluinya.

Laut Merah (Bahrul Ahmar atau Red Sea), membatasi Kota Suez dengan Semenanjung Sinai (Mesir), yang memisahkan Benua Afrika dan Benua Asia.

Kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam ini, Allah mengabadikannya di dalam Al-Quran:

وَاِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan.” (QS Al-Baqarah/2: 50).

Di dalam Tafsir Al-Quran Kementerian Agama RI dijelaskan, terbelahnya laut tersebut merupakan salah satu dari berbagai mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam untuk membuktikan kepada manusia bahwa Allah adalah Mahakuasa.

Allah yang menciptakan alam ini dan Allah pula yang menetapkan peraturan alam yang berlaku sepanjang masa. Allah juga yang dapat mengubah atau membatalkan peraturan alam tersebut apabila dikehendaki-Nya. Seperti hukum alam yang berlaku pada air ialah bahwa air sebagai salah satu benda cair tidak dapat terpisah tanpa adanya benda lain yang memisahkannya.

Allah membatalkannya dengan menyibak air dan berdiri seperti dinding-dinding yang tegak lurus tanpa ada sesuatu yang menahannya. Sehingga terbentanglah jalan di antara dinding-dinding tersebut.

Dzikir Rasulullah

Hal itu pula yang menjadi dzikir Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ketika kaum kafir Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang umat Islam saat itu. Umat Islam dari kalangan para sahabat pun ditakut-takuti dengan berbagai ancaman.

Namun ternyata ucapan dan ancaman mereka itu tidak membuat orang-orang Mukmin gentar dan takut. Justru semakin menambah kuat iman mereka, dan mereka menjawab dengan teguh dan mantap, “Hasbunallah Wani’mal Wakil.”

Syaikh Dr. Ali Jum’ah Mohammad Abdul Wahhab, Mufti Besar Al-Azhar Mesir (2003-2013), menjelaskan kalimat dzikir ““Hasbunallah Wani’mal Wakil,” adalah ucapan orang beriman memohon perlindungan Allah dari semua kejahatan, ketakutan, ketidakadilam atau kezaliman yang ada.

Semoga Allah senantiasa menjaga, melindungi dan menolong kita semua dari segala keburukan dan kejahatan. Aamiin. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.