Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Cinta Khashoggi dan Chengiz Berakhir di Konsulat Saudi

Rudi Hendrik - Sabtu, 27 Oktober 2018 - 06:29 WIB

Sabtu, 27 Oktober 2018 - 06:29 WIB

0 Views

Jamal Khashoggi bersama Hatice Chengiz. (CNN)

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)

“Mereka boleh mengambil tubuhmu dari dunia ini. Tetapi tawa indahmu akan tetap ada di dalam hatiku untuk selamanya. Sayangku #jkhashoggi,” tulis @mercan_resifi alias Hetice Chengiz, seorang wanita Turki berusia 36 tahun.

Chengiz menulis pesan untuk almarhum Jamal Khashoggi itu  di Twitter, lebih sepekan setelah kematian sang kekasih.

Chengiz adalah seorang wanita yang sedang menempuh pendidikan untuk gelar S-3. Ia aktif di dalam partai penguasa Turki, yakni AK Parti.

Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam

Pada tahun 2018 ia bertemu dengan Jamal Khashoggi, seorang jurnalis senior yang bekerja sebagai kontributor The Washington Post di Amerika Serikat (AS).

Jamal Khashoggi berusia 59 tahun, pria Arab kelahiran kota Madinah. Sejak dua tahun lalu ia tinggal dan berkewarganegaraan AS.

Entah bagaimana kisahnya sehingga kedua insan yang berbeda jauh usia itu bisa menjalin asmara dan kemudian memutuskan untuk menikah?

 

Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina

Akhir Asmara di Konsulat Saudi

Hatice Chengiz (36), tunangan wartawan Jamal Khashoggi (59). (Foto: Yeni Safak)

Khashoggi adalah seorang duda setelah cerai dengan istri terdahulunya di Arab Saudi. Mantan Pemred Al-Watan itu harus memiliki surat keterangan cerai dengan istri terdahulunya untuk bisa menikahi Cengiz, karena demikianlah aturan yang berlaku di Turki.

Pada tanggal 28 September 2018, Khashoggi datang ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus surat keterangan cerai. Khashoggi dilayani dengan ramah tanpa ada masalah sedikit pun. Namun, surat itu baru jadi pada tanggal 2 Oktober.

Di hari 28 September itu pula, Khashoggi kemudian terbang ke London, Inggris, untuk menjadi salah satu pembicara di acara konferensi yang diadakan Middle East Monitor (MEMO) yang membahas realisasi Perjanjian Oslo. Yakhsyallah Mansur pimpinan Al-Aqsha Working Group dari Indonesia, juga menjadi pembicara di sini.

Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata

Tanggal 1 Oktober, Khashoggi terbang kembali ke Istanbul dan Selasa keesokannya ia datang kembali ke Konsulat Saudi untuk mengambil surat keterangan cerainya.

Ia pergi bersama tunangannya. Namun, Chengiz diminta menunggu di luar pagar konsulat dan calon suami masuk ke dalam gedung. Sebelum masuk ke dalam, Khashoggi menitipkan dua ponselnya kepada Chengiz dan menitipkan pesan penting.

Menurut pengakuan Chengiz, Khashoggi berpesan, jika ia dalam waktu lama tidak keluar dari konsulat, Chengiz diminta menelepon Mr. X, yaitu tangan kanan Presiden Turki.

Setelah memasuki Konsulat Saudi, ternyata Chengiz tak kunjung melihat calon suaminya keluar dari pintu gedung. Hingga 11 jam lamanya ia menunggu. Maka sesuai pesan tunangannya, Chengiz pun menelepon Mr. X.

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

 

Akhir Gelap Calon Suami

Chengiz tidak pernah menyangka bahwa hari Selasa tanggal 2 Oktober itu menjadi akhir dari kebersamaannya dengan Khashoggi. Setelah masuk ke konsulat, Khashoggi sudah tidak muncul-muncul lagi.

Berdasarkan hasil menyelidikan otoritas Turki, kuat dugaan bahwa Khashoggi dibunuh secara brutal di dalam konsulat oleh 15 algojo yang didatangkan dari Saudi dengan pesawat jet pribadi. Polisi Turki pun segera memberi pengamanan penuh kepada Chengiz sebagai perlindungan.

Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia

Hilangnya Khashoggi kemudian membuat geger pemerintah Turki ditambah berbagai spekulasi dugaan banyak media barat. Menyusul kemudian media lokal Turki, Yeni Safak, pada 17 Oktober mengutip sebuah rekaman audio yang katanya sebagai rekaman dari pembunuhan terhadap Khashoggi.

Rekaman yang bocor ke media itu seakan menjadi jendela yang terbuka dari misteri hilangnya jurnalis yang kritis terhadap kepemimpinan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Mengutip rekaman tersebut, disebutkan bahwa Khashoggi disiksa, dimutilasi selagi hidup di ruang kantor Konsul Jenderal Saudi Mohammad Al-Qotabi.

Tekanan yang kuat dari Turki dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat kepada pemerintah Arab Saudi, termasuk pemberitaan media internasional yang secara tidak langsung sudah menunjuk jari ke Riyadh sebagai pelaku pembunuhan, membuat Kerajaan mengizinkan tim penyelidik Turki memeriksa gedung konsulat dan rumah konsul jenderal yang sudah ditinggalkan oleh para pejabatnya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah

 

Pengakuan Penguasa Saudi

Selama dua pekan lamanya, pemerintah Arab Saudi menyangkal bahwa Khashoggi, orang yang pernah menjadi orang dalam di Kerajaan, telah dibunuh di konsulatnya di Istanbul.

Namun, pada Sabtu, 20 Oktober, pemerintah Saudi secara resmi mengakui bahwa Khashoggi terbunuh di dalam konsulat, tetapi dengan narasi berbeda dari penggambaran para media.

Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir

Kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) mengatakan di hari itu, hasil awal penyelidikan menunjukkan bahwa penulis oposisi Kerajaan itu meninggal setelah perkelahian terjadi di dalam gedung.

“Sebuah argumen meletus antara dia (Khashoggi) dan lainnya yang ditemuinya di konsulat Saudi di Istanbul, mengarah ke perkelahian yang menyebabkan kematiannya,” lapor SPA.

“Penyelidikan masih berlangsung dan 18 warga Saudi telah ditangkap,” kata pernyataan dari jaksa penuntut umum Saudi kala itu dan mengungkapkan bahwa Penasihat Istana Kerajaan Saud Al-Qahtani dan Wakil Kepala Intelijen Ahmed Asiri telah dipecat dari posisi mereka.

Pejabat Saudi pun menegaskan bahwa mereka tidak tahu di mana mayat Khashoggi. Namun, beberapa sumber pejabat Turki yang berbicara secara anonim kepada media mengungkapkan, sebagian dari potongan jenasah sang wartawan ditemukan di kebun kediaman konsul, 500 meter dari gedung konsulat. Ada pula bagian tubuh yang ditemukan di dalam sumur.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Hingga tulisan ini dipublikasikan, penyelidikan terus berlangsung, baik tim Turki dan tim Arab Saudi. Malahan pimpinan CIA, Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat, juga telah turun tangan langsung menyidik kasus ini. (A/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Breaking News
Amerika
Timur Tengah
Amerika
Timur Tengah