Kisah Tahanan Palestina Jalani Ramadhan di Penjara Israel

Penjara

Ramallah, MINA – Setiap tahunnya Umat Islam di seluruh dunia menyambut datangnya dengan sukacita. Bulan agung ini menjadi bulan yang kehadirannya selalu dirindukan, tak terkecuali bagi ribuan tahanan yang ditahan di penjara Israel, yang setiap tahunnya menjalani Ramadhan tanpa keluarga.

Bagi sekitar 7.000 tahanan, kini kegembiraan buka puasa bersama anak-anak dan kerabat tidak lebih dari nostalgia.

Salah seorang tahanan Palestina, Ibrahim Al-Shaer menceritakan bahwa ia telah melewatkan merayakan bulan puasa dengan orangtua, istri dan keluarganya selama enam tahun.

“Saya tidak akan pernah melupakan hari pertama Ramadhan di penjara yang dikelilingi oleh kenangan kebebasan. Saya merasa sedih, tetapi saya menahan diri, karena saya malu dengan teman satu sel di penjara. Namun mereka memahami perasaan saya, dan berkumpul di sekitar saya, sehingga kehadiran mereka cukup membantu mengatasi perasaan itu,” katanya seperti dikutip dari Arabnews, Kamis (30/4).

Dalam upaya untuk mengatasi kerinduan, para tahanan Palestina mencoba menciptakan kembali suasana Ramadhan yang biasa mereka lalui di dalam penjara, tetapi hal itu tidak mudah.

Otoritas penjara Israel tidak mengizinkan mereka untuk melakukan sholat Tarawih dan seringkali merampas barang-barang makanan tertentu dari para tahanan.

Berbicara tentang hari-hari pertamanya di penjara selama Bulan Ramadhan, Al-Shaer mengatakan, “Kami mulai menyiapkan makanan sebelum shalat Ashar. Kami harus memulai sedikit lebih awal, karena kami hanya memiliki satu kompor di dalam sel dan pasukan pendudukan Israel hanya mengizinkan barang-barang tertentu di penjara,” ujarnya.

Mantan tahanan, Ihab Budair juga mengatakan bahwa kondisi yang keras disertai dengan perbekalan medis yang buruk telah meningkatkan penderitaan narapidana selama Bulan Ramadhan. Ia menambahkan, tindakan sewenang-wenang itu mengakibatkan jatuhnya korban, terutama pada kesehatan mental tahanan.

“Staf penjara sering melakukan inspeksi mendadak sel di malam hari, menawarkan makanan yang tidak pantas kepada umat Islam, dan mencegah tahanan untuk berbaur dengan sesama narapidana,” ucapnya.

Mantan tahanan lain, Thamer Saba’neh mengatakan, dalam menyambut bulan Ramadhan. Para tahanan sudah mulai menyimpan barang-barang penting untuk menjalani hari-hari di bulan Ramadhan, terutama kurma, jauh lebih awal. “Pengumuman awal bulan disambut dengan perasaan suka dan duka,” katanya.

Sementara Juru bicara Media untuk Pusat Studi Tahanan Palestina Riyad Al-Ashqar mengatakan, setiap harapan narapidana yang menciptakan suasana ibadah dan kebahagiaan Ramadhan di penjara, telah dihancurkan oleh otoritas penjara Israel yang menyediakan makanan berkualitas rendah dan menaikkan harga kantin selama bulan puasa.

Al-Ashqar menambahkan, transfer tahanan sering berlipat dua selama Ramadhan, yang meningkatkan ketegangan di antara para tahanan, dan otoritas Israel meningkatkan frekuensi sidang di bulan suci, sehingga menyebabkan para tahanan menjadi lelah ketika harus menempuh perjalanan jauh untuk menghadiri sesi persidangan.

“Penjara juga membatasi pembelian barang-barang Ramadhan khusus seperti kurma, minyak zaitun, dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat manisan,” kata Al-Ashqar. (T/R6/P1)

Sumber: Arabnews

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.