Riyadh, 17 Rabi’ul Akhir 1438/16 Januari 2017 (MINA) – Konferensi dua hari koalisi global 14 negara melawan Islamic State (ISIS/Daesh) difokuskan pada identifikasi kebutuhan operasional untuk mengalahkan kelompok itu.
Pernyataan itu menggarisbawahi kesepakatan para peserta untuk mengadakan pertemuan umum dan bilateral pada tingkat kepala staf angkatan darat dan perwakilan mereka, serta komandan Komando Pusat Amerika Serikat (AS).
Seperti dilaporkan Arab News, Ahad (15/1), peserta konferensi menyambut baik upaya lanjutan untuk mengalahkan ISIS. Mereka juga menyatakan dukungan mereka untuk Operasi Pelindugan Efrat yang dilancarkan Turki di Suriah.
Koalisi mengutuk pelanggaran yang dilakukan ISIS, menggambarkan aksi-aksi kelompok yang dipimpin Abu Bakr Al-Baghdadi itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Langkah-langkah esensial dan penting berikutnya untuk memerangi Daesh di wilayah tersebut telah dibahas dan disepakati dalam pertemuan terakhir,” ujar juru bicara koalisi Arab Jenderal Ahmed Asseri, yang menghadiri konferensi, kepada Arab News seperti dikutip MINA.
“Hari ini (Ahad) kita kembali mempertegas kembali strategi dan mengoordinasikan upaya bersama untuk memerangi Daesh, dan untuk memastikan hasil-hasilnya dapat dicapai dalam kerangka waktu singkat,” ia menambahkan.
Anggota koalisi yang terdiri dari negara-negara dunia Islam dan sahabat seperti Arab Saudi, Yordania, UEA, AS, Bahrain, Turki, Tunisia, Oman, Qatar, Kuwait, Libanon, Malaysia, Maroko, dan Nigeria ambil bagian dalam pertemuan tersebut.
Para peserta menekankan perlunya untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk memberantas Daesh dan mencegah penyebarannya.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mereka sepakat untuk mengambil langkah yang tepat dan diperlukan untuk mengatasi masalah yang timbul pasca-ISIS di masa depan, dan menangkal propaganda organisasi-organisasi ekstremis. (T/R11/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah