Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan Senior Kelompok Bersenjata Abu Sayyaf Tewas

Zaenal Muttaqin - Ahad, 30 April 2017 - 10:03 WIB

Ahad, 30 April 2017 - 10:03 WIB

317 Views

Al Habsi Misaya, komandan kelompok bersenjata Abu Sayyaf (Foto: Imgur.com)

Al Habsi Misaya, komandan kelompok bersenjata Abu Sayyaf (Foto: Imgur.com)

Kinabalu,  3 Sya’ban 1438/ 30 April 2017 (MINA) – Komandan senior kelompok militan bersenjata Abu Sayyaf yang terkenal, Al Habsi Misaya telah tewas dalam operasi militer. Al Habsi selama ini dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas peristiwa teror penculikan dan pembunuhan di Sabah.

Al Habsi Misaya  ditembak hingga mati saat mengendarai sepeda motor bersama anggota militan Abu Sayyaf lainnya, menuju Barak Sahibul putra dari Sub Komando, Hatib Ummal Sahibul di pulau Jolo.

Sumber itu mengatakan, sebelumnya mereka sempat berusaha melarikan diri dari operasi kelautan di daerah Silang di Parang.  Tapi akhirnya terbunuh di pulau tersebut pada pukul 7.45 malam pada hari Jumat (29/4).

Menurut Intelejen Fililipina dan Malaysia, terbunuhnya Al Habsi Misaya merupakan  pukulan besar bagi kelompok ekstrimis yang bertanggung jawab atas belasan peristiwa penculikan di wilayah Filipina selatan dan perbatasan laut timur Sabah.

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Sebagian besar pemimpin kunci kelompok Abu Sayyaf telah terbunuh atau ditangkap dalam beberapa bulan terakhir selama dilakukan operasi militer secara intensif terhadap kelompok tersebut.

“Kami meyakini saat ini hanya ada seperempat anggota kelompok yang masih tersisa. Mereka harus dibersihkan dalam operasi pembersihan di Filipina selatan selanjutnya,” kata seorang sumber intelijen kepada The Star, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (30/4).

Dikatakan, pemimpin utama mereka setidaknya telah dibersihkan dan hanya beberapa saja dari mereka yang masih tersisa.

Sumber itu menyebutkan, beberapa pemimpin Abu Sayyaf lainnya termasuk saudara Sawadjaan – sub komandan Sarip Muna dan sub komandan Halipa (seorang mantan penyelundup berbasis Sandakan menjadi penculik) – masih tersisa.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris

“Mereka tidak bisa berbuat banyak dan mereka menjadi putus asa. Tetapi mereka itu masih berbahaya, “kata sumber tersebut.

Sumber juga mengatakan, sekarang hanya masalah waktu sebelum para pemimpin ini ditangkap atau dibunuh dengan serangan habis-habisan terhadap Abu Sayyaf seperti diperintahkan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

“Pasukan komando sedang dalam perjalanan dengan tempat yang ditentukan dan dirahasiakan,” kata sumber tersebut, menambahkan bahwa pasukan keamanan Filipina menyisir rantai pulau Tawi-Tawi di sepanjang perbatasan Sabah.

Komando Keamanan Sabah Timur (Esscom) juga telah menjaga keamanan perbatasan secara ketat untuk mencegah mereka melarikan diri dan masuk ke Sabah.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Kematian Al Habsi Misaya terjadi kurang dari dua pekan setelah tangan kanannya dan juru bicara media Abu Sayyaf, Muamar Askali alias Abu Rami, terbunuh saat memimpin sebuah kelompok ke wilayah Filipina tengah Visayas di mana mereka merencanakan sebuah aksi penculikan besar.

Al Habsi Misaya dituding membiayai dan memberikan senjata kepada kelompok penculikan lintas batas, yang membawa korban mereka ke markas Jolo dan kemudian mereka menuntut jutaan peso untuk dapat membebaskan para sandera tersebut.

Faksi kelompok Abu Sayyaf di bawah pimpinan Al Habsi Misaya mendalangi penculikan sejumlah warga Malaysia pada Mei 2015 di Sabah. Satu warga Malaysia bernama Thien Nyuk Fun (50) dibebaskan pada bulan November tahun yang sama setelah uang tebusan dibayarkan. Sedangkan satu lagi warga Malaysia bernama Bernard Then (39) tewas dipenggal seminggu kemudian.

Kelompok Al Habsi Misaya ini juga diyakini mendalangi penculikan seorang warga China dan seorang pekerja Filipina pada April 2014. Keduanya bebas setelah dilaporkan membayar uang tebusan.

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Tahun lalu, kelompok Al Habsi Misaya menculik 10 WNI dan 5 warga Malaysia yang semuanya akhirnya dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf. Sebanyak 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf itu merupakan awak kapal tug boat Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi batubara. Kapal tersebut milik PT Patria Maritime Lines anak perusahaan PT United Tractors Pandu Engineering.

Melalui negosiasi yang panjang, akhirnya 10 WNI itu bebas pada 1 Mei 2016. Kesepuluh WNI kemudian diserahterimakan dengan pihak keluarga oleh Kementerian Luar Negeri RI. Semua dalam kondisi sehat.

Panglima militer Filipina Jenderal Eduardo Ano mengatakan, mayat Al Habsi Misaya telah diidentifikasi oleh pejabat militer dan juga menangkap militan Abu Sayyaf.

“Kami menganggap dia penculik paling terkenal dari kelompok bandit dan ini adalah kemunduran besar bagi Abu Sayyaf,” kata Ano, menambahkan bahwa orang-orang Al Habsi saat masih menahan beberapa pelaut Vietnam di hutan Jolo. (T/B05/RS1)

Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan

Mi’raj Islamic News Agency

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Internasional
Asia
Internasional
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat