Jakarta, 20 Sya’ban 1438/17 Mei 2017 (MINA) – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bidang Hukum Henri Subiakto mengajak para generasi muda untuk menumbuhkan budaya malu sebar hoax dengan menerapkan gerakan Saring Sebelum Sharing (Berbagi), yakni mencari kebenaran dari sebuah isu atau berita sebelum menyebarkannya.
“Diharapkan dengan menjalankan budaya dan gerakan tersebut, dapat menekan munculnya media abal-abal yang mencari keuntungan dengan menyebarkan berita hoax,” katanya pada Seminar Hari Kebangkitan Nasional di Gedung STOVIA, Jakarta, Rabu (17/5).
Henri melanjutkan, untuk menghadapi hoax atau berita bohong generasi muda harus bijak dalam menggunakan teknologi informasi, demikian laporan InfoPublik.
Menurutnya orang menggunakan telepon genggam, sebagian besar hanya sekilas dan melihat cepat. “Jarang yang membaca detail mencari kebenaran. Belum dibaca sudah di-share duluan, sehingga orang tidak bisa membedakan mana fakta mana hoax,” ujar Henri.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Hoax atau informasi bohong belakangan ini banyak beredar melalui dunia maya atau pesan berantai. Masyarakat pun harus melakukan cek dan ricek informasi yang diterima sebelum menyebarkannya pada orang lain, apakah berupa berita sesungguhnya atau hoax.
Selain memblokir situs-situs yang dianggap menyebarkan berita hoax, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberantas berita hoax dengan menggandeng beberapa perusahaan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter yang cukup berpotensi digunakan menyebarkan berita hoax. (T/R01/RS2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan