Gaza City, 28 Rajab 1434/7 Juni 2013 (MINA) – Komisi Islam-Kristen untuk solidaritas Al–Quds dan tempat-tempat suci memperingatkan rencana sekelompok gerakan ekstremis Yahudi untuk membagi Masjid Al-Aqsa dan memaksakan kontrol penuh penjajah Israel di atasnya.
Komisi memperingatkan dalam sebuah pernyataan pers, upaya Israel untuk memaksakan keadaan yang dikehendakinya dengan membagi Masjid Al-Aqsa sebagai apa yang terjadi di Masjid Ibrahimi, Hebron, dengan membagi Al-Aqsa untuk Muslim dan Yahudi dalam upaya persiapan penghancurannya dan membangun kuil mitos yahudi di atas reruntuhannya.
Lembaga ini menyerukan, masyarakat internasional dan organisasi terkait untuk memperhatikan situasi yang suram di kota Al-Quds, terutama di Masjid Al-Aqsa dan mengambil tindakan pencegahan serta tindakan yang diperlukan untuk menggagalkan rencana penjajah Israel dan ekstremis yahudi yang mencoba untuk membagi masjid Al-Aqsa serta mengendalikannya.
Direktur Jenderal Komisi, Hanna Issa mengungkapkan, serangan sengit dilancarkan oleh ekstremis Yahudi terhadap Masjid Al-Aqsa, di bawah perlindungan dan dukungan dari pasukan penjajah Israel.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
“Komisi memperingatkan serangan ekstrimis Yahudi terjadi setiap hari di halaman masjid Al-Aqsa, penggalian juga sedang berlangsung di bawahnya dan serangan terhadap jamaah Muslim yang berada di pelataran masjid,” katanya seperti dilaporkan media berbasis di gaza AlResalah yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Organisasi Yahudi ‘Ir Amim’ bekerjasama dengan pusat perlindungan demokrasi Israel ‘Keshev’ baru-baru ini telah menyelenggarakan sebuah seminar di Al-Quds, di mana para peserta menyepakati hak orang Yahudi untuk membagi Masjid Al-Aqsa dan melakukan ritual mereka di dalamnya.
Pada Rabu (5/6), sekitar 50 mahasiswa dari berbagai Universitas di Israel menyerbu masjid Al-Aqsa dari gerbang sebelah barat dan melakukan ritual serta tur di halaman masjid, di bawah perlindungan polisi Israel.
Pada Kamis kemarin (6/6), Polisi Israel menutup wilayah Masjid Al-Aqsa bagi pengunjung dan tetap membukanya bagi kaum Muslim hanya karena menjelang perayaan hari Isra dan Mi’raj.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Akibat polisi menutup masjid bagi non-Muslim, ekstrimis Yahudi yang telah menggunakan program kunjungan untuk melaksanakan tur provokatif hampir setiap hari di halaman masjid itu melakukan kegiatan lain di luar gerbang Masjid dan pada Tembok Barat.
Mereka juga mengatakan akan melanjutkan tur mereka pada Ahad depan dan menyerukan kelompok-kelompok Yahudi lainnya untuk bergabung dengan mereka. Para ekstrimis Yahudi menginginkan Masjid Al-Aqsa dihancurkan dan diganti dengan sebuah kuil mitos Yahudi.
Sebelumnya, pada Senin (3/6), Lembaga Al-Quds Internasional memperingatkan rencana Israel yang akan mengesahkan rencana pembagian Masjid Al-Aqsa menjadi dua bagian itu. Lembaga ini mengatakan, Israel berusaha memaksakan pembagian tersebut kemudian berupaya mengesahkannya di parlemen.
Yahudisasi Al-Quds
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency) mengungkapkan adanya upaya yahudisasi di kawasan Al-Quds Palestina. Di antaranya laporan dari laporan Yayasan Al-Aqsha yang menyebutkan adanya usaha Israel memaksakan kedaulatan penuh pada Masjid Aqsa di kota Al-Quds yang memang masih terjajah.
“Saat ini memang ada upaya Israel yang terus-menerus melakukan Yahudisasi di kawasan Al-Quds,” kata pengurus Yayasan Al-Aqsha. Masjid Al-Aqsha sejak 1967 dikontrol sepenuhnya oleh penjajah Israel. Hingga kini, Israel masih memberlakukan pembatasan bagi umat muslim Palestina di bawah umur 50 tahun memasuki Masjid Al-Aqsha.
Serangan Meningkat
Serangan Israel terhadap warga Palestina dan properti di Al-Quds meningkat tajam pada bulan Mei, sebuah pusat penelitian dan studi lokal melaporkan. Pusat Informasi Wadi Al-Hilwa (WAIC) mengatakan bahwa otoritas penjajahIsrael menahan 150 warga Palestina, termasuk tiga wanita, dari kota Al-Quds selama sebulan. Dua puluh dari tahanan anak-anak berusia 15 hingga 18 tahun, 20 lainnya berusia 7 hingga 15 tahun.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa juga meningkat pada Mei kemarin dengan pemukim ekstrimis Yahudi memasuki halaman masjid melalui gerbang al-Asbat dan Raja Faisal untuk pertama kalinya. Dua tentara Israel, dilaporkan memasuki Masjid Kubah Batu yang berada di komplek Masjid Al-Aqsa.
Penghancuran rumah milik warga Palestina di Al-Quds juga meningkat selama sebulan terakhir, dengan 10 rumah yang dihancurkan oleh Israel, membuat setidaknya 80 warga Palestina tunawisma, kebanyakan dari mereka anak-anak. Selain sejumlah perintah pembongkaran telah dikeluarkan oleh pemerintah Israel, termasuk satu di Masjid Rasul-Amoud. (T/P02/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel