
Suasana sidang kongres AS. Foto: ilustrasi/The Smoking Bud
Washington, 22 Jumadil Awwal 1438/19 Februari 2017 (MINA) – Organisasi Muslim tertua di Amerika Serikat mengadakan pertemuan tahunan ketujuh mereka, termasuk mengadakan kunjungan dan rapat bersama kongres AS mengenai kebijakan presiden terbaru Donald Trump yang kontroversi.
Kegiatan komunitas Ahmadiyah AS tersebut membahas kebebasan beragama, hak-hak sipil dan keamanan nasional, dengan menekankan pesan bahwa mayoritas umat Islam adalah orang yang damai, Voice of America melaporkan yang dikutip MINA.
“Kelompok ini sudah bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk meruntuhkan dinding tabu keangkuhan,” kata salah satu anggota Kongress dari partai Demokrat dari Negara Bagian Massachusetts, Jim McGovern kepada media.
Baca Juga: OCHA: Krisis Air Afghanistan Makin Parah
Pertemuan yang membahas laporan berisi 75 bab yang mewakili para pemimpin komunitas Muslim, diserahkan ke 100 anggota kongres yang hadir.
Mereka memulai pertemuan dengan serangkaian pidato diawali dengan latar belakang “Islam sepenuhnya menolak segala bentuk terorisme,” dan termasuk ayat-ayat dari Al-Quran yang menguatkan pernyataan itu.
Amjad Khan mengatakan salah satu tujuan adalah untuk mengungkap Islam bagi mereka yang tidak akrab dengan ajaran-ajarannya. Selama ini Muslim dianggap “orang lain” diantara masyarakat AS, terutama bagi kelompok pembenci Islam.
McGovern berharap Trump mendapatkan pesan jelas dari pertemuan tersebut.
Baca Juga: Angkatan Udara India Akui Kerugian dan Sebut Semua Pilotnya telah Pulang
“Yang mengkhawatirkan saya adalah tindakannya (Trump, red) mungkin telah memicu ekstremisme di seluruh dunia,” kata McGovern, menambahkan, “Apa yang dia lakukan, alih-alih memberikan perlindungan keamanan bagi rakyat Amerika Serikat, dia malah bermain di tangan ekstremis yang selama ini menyebut AS tidak suka Muslim,” tambahnya. (T/RE1/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ingin Damai dengan Turkiye, Kelompok PKK Kurdi Umumkan Pembubaran Diri