KOSTUM HALLOWEEN ANTI-MUSLIM DITARIK DARI SUPERMARKET AS

On Islam
On Islam

New York, 17 Muharram 1437/30 Oktober 2015 (MINA) – Jaringan supermarket terbesar di Amerika Serikat harus menghilangkan kostum Halloween model hidung Fagin besar palsu dari tokonya, disebabkan sengitnya kritikan di media sosial.

Kostum Halloween yang bertujuan mencemooh Shaikh Arab itu memancing kemarahan kelompok-kelompok hak asasi Arab dan Muslim, terutama dari Komite Anti-Diskriminasi (ADC) Amerika-Arab.

“Hal terakhir yang kami ingin lakukan adalah untuk menyinggung seseorang,” kata Michael Stein, Kepala Eksekutif Cinema Secrets, California, perusahaan yang membuat hidung palsu tersebut. On Islam melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (30/10).

“Produk ini mengabadikan kiasan rasis yang telah lama digunakan untuk menjelekkan dan mengasingkan masyarakat Arab sepanjang sejarah,” kata ADC dalam pernyataannya.

Awal bulan ini, sebuah perusahaan pengecer Halloween juga telah merilis kostum yang menggambarkan mahasiswa Muslim Amerika, Ahmed Mohammad, yang ditahan karena membawa sebuah jam buatannya sendiri ke sekolah, hal ini juga memicu reaksi beragam di kalangan pengguna media sosial.

Selain itu, baru-baru ini situs lelang Ebay menyinggung umat Islam dengan menawarkan burqa sebagai kostum Halloween.

Halloween adalah perayaan tahunan Barat berdasarkan doktrin pagan Celtic dan tradisional yang diterapkan pada malam 31 Oktober.

Celtics adalah kelompok yang menduduki daerah yang dikenal sekarang sebagai Irlandia, Inggris dan Perancis Utara sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Halloween memiliki koneksi yang jelas dengan Hawa Samhain, perayaan yang menandai awal musim dingin serta hari pertama Tahun Baru di antara orang-orang kafir kuno dari Kepulauan Inggris (abad ke-2 SM).

Tradisi ini dibawa ke Amerika Serikat oleh imigran dari Irlandia dan Skotlandia. (T/P006/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0