Valletta, 24 Rabi’ul Awwal 1438/24 Desember 2016 (MINA) – Menteri Transportasi Libya Milaad Maatouq mengatakan, pembajakan pesawat komersial Libya yang mendarat di Bandara Internasional Malta di ibukota Valletta, diumumkan telah berakhir, Jumat (23/12).
Namun kepada The New Arab yang dikutip MINA, Menteri Maatouq menolak mengungkapkan rincian kesepakatan dengan dua orang bersenjata peledak yang membajak pesawat.
Sebelumnya, pesawat Afriqiyah Airways dibajak bersama 111 penumpang yang menjadi sandera.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Semua sandera dan awak pesawat kemudian dibebaskan oleh pelaku dalam waktu tiga jam dan orang-orang itu kemudian ditangkap.
Menteri Maatouq mengatakan bahwa komandan pasukan bersenjata Malta, Kolonel Jeffrey Curmi, telah memimpin negosiasi dengan para pembajak.
The New Arab mengetahui bahwa pembajak bernama Musa Shehaa dan Ahmed Ali menuntut diberikan suaka politik.
Musa Shehaa mengatakan kepada stasiun TV Channel Libya pada Jumat bahwa ia adalah kepala partai politik pro-Gaddafi, Al-Fatah Al-Jadid (The New Al-Fateh).
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Ketika pesaawat itu mendarat di Malta, tentara bersenjata segera mengepung pesawat pada pukul 11:32 waktu setempat.
Pesawat Afriqiyah Airways awalnya dijadwalkan terbang dari Sabha ke Tripoli pada nomor penerbangan 8U209, tapi pesawat itu dialihkan oleh pembajak ke Malta.
Sabha adalah kota tempat tinggal banyak etnis Gaddadfa, suku yang sama dengan presiden Libya terguling, Muammar Gaddafi.
Al-Arabiya melaporkan bahwa anggota DPR Perwakilan Rakyat Libya termasuk salah satu penumpang pesawat.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Semua penerbangan dari bandara ditunda atau dibatalkan pada saat kejadian. (T/RI-1/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris