Kunjungan Lima Hari Erdogan di Afrika Dimulai di Aljazair

Aljir, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip memulai lima hari ke kemarin, termasuk lawatan ke Aljazair, Mauritania, Senegal, dan Mali. Dia dijadwalkan untuk kembali ke Ankara pada 2 Maret.

Perjalanan presiden ke Mauritania dan Mali akan menandai pertama kalinya seorang presiden Turki mengunjungi dua negara itu. Sementara pemberhentiannya di Aljazair akan menjadi yang kedua kalinya dari seorang presiden Turki mengunjungi negara tersebut.

Setelah mengunjungi 23 negara Afrika sebanyak 39 kali, Erdogan telah mengunjungi Afrika lebih banyak daripada pemimpin dunia lainnya. Berkonsentrasi pada pengembangan hubungan ekonomi bilateral, kunjungan tersebut diharapkan dapat membuka jalan bagi investor Turki di pasar Afrika, yang penuh dengan berbagai peluang.

Pemberhentian pertama Erdogan adalah Aljazair, salah satu mitra ekonomi terpenting Turki dengan ikatan sejarah yang kuat. Ini adalah kedua kalinya dia mengunjungi negara tersebut sebagai presiden setelah kunjungannya pada 19-20 November 2014.

Erdogan dan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika diharapkan mengadakan pembicaraan empat mata dan antar delegasi dan bertukar pandangan mengenai regional dan regional. perkembangan internasional dan diskusikan isu penting lainnya.

Topiknya meliputi: kampanye melawan terorisme, meningkatkan kerjasama politik, ekonomi dan komersial, dan mencegah kegiatan Kelompok Gülenist Terror Group (FETÖ) di Aljazair.

Dalam kunjungan tersebut, upacara pembukaan Masjid Ketchaoua, yang dipugar oleh Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA), akan digelar. Sebuah forum bisnis juga dijadwalkan digelar di ibukota Aljazair, dengan pengusaha dan investor Turki. Selain itu, forum bisnis di Mauritania dan Senegal juga akan berlangsung pada 28 Februari dan 1 Maret.

Kepada awak pers di Bandara Istanbul Atatürk sebelum lepas landas, Presiden Erdoğan menguraikan agenda Afrika-nya. Mengenai kunjungan pertama, presiden tersebut mengatakan, “Kami ingin memperkuat hubungan militer, pertahanan dan budaya kita dengan Aljazair. Perundingan kami akan mencakup isu-isu bilateral dan regional.”

Terkait kunjungannya ke Mauritania yang menjadi perjalanan kepresidenan pertama ke negara tersebut, Presiden Erdoğan juga mencatat bahwa kunjungan ke Senegal akan menjadi prestasi puncak dalam hubungan Turki dengan negara-negara Afrika.

Aljazair adalah negara terbesar di Mediterania dan Afrika, yang mencakup 2,4 juta kilometer persegi.

Di negara dengan jumlah penduduk sebesar 40,2 juta itu, 99 persen beragama Islam dan 72,6 persen melek huruf. Bahasa Prancis dan Berber juga digunakan di negara tempat bahasa Arab adalah bahasa resmi.

Aljazair memiliki cadangan gas dan minyak bumi yang signifikan dan merupakan ekonomi terbesar keempat di benua ini setelah Afrika Selatan, Nigeria, dan Mesir. Aljazair juga memiliki ekonomi terbesar keempat di antara 22 anggota Liga Arab, setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir.

Presiden Dewan Hubungan Ekonomi Luar Negeri (DEIK) Turki-Aljazair Fuat Tosyalı yang menilai Aljazair metupakan salah satu negara terkuat di Afrika, menyebutkan dimasukkannya negara ini ke agenda kenegaraan Erdogan telah membuat dunia usaha di kedua negara antusias. (T/R11/RS1)