Al-Quds (Yerusalem), 23 Sya’ban 1434/2 Juli 2013 (MINA) – Enam tentara Israel telah memasuki Masjid Al-Aqsha dengan mengenakan seragam militer mereka dan berupaya untuk terus meningkatkan aktivitasnya guna menunjukkan keberadaan Yahudi di kiblat pertama dan situs suci ketiga dalam Islam.
Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam menyatakan, para tentara itu merupakan tentara perempuan yang baru direkrut dan dilindungi oleh petugas keamanan. Mereka memasuki kompleks masjid dari Gerbang Al-Magharibah, sebelah barat masjid Al-Aqsha, Senin (2/7).
Yayasan Al-Aqsha mengungkapkan, serangan rutin seperti itu dimaksudkan untuk menerapkan pembagian waktu dan tempat bagi orang Yahudi dan umat Islam untuk melaksanakan ibadah di masjid Al-Aqsha.
“Langkah itu disetujui oleh pejabat militer Israel dalam rangka mempertahankan keberadaan Israel di Masjid Al-Aqsha,” tegas Yayasan Al-Aqsha seperti dilaporkan Palestine Information Center yang dikutip kantor berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Yayasan Al-Aqsha juga menggambarkan serangan terbaru dilakukan secara ilegal terjadi di Masjid Al-Aqsha merupakan pelanggaran hukum dan konvensi internasional yang menjamin perlindungan bagi tempat ibadah di bawah pendudukan.
Sementara itu pada Maret lalu, sekitar 60 perempuan wajib militer Israel dan puluhan pemukim Yahudi menyerbu masjid Al-Aqsha juga melalui pintu gerbang al-Magharibah.
“Ratusan pengunjung muslim tetap masjid Al-Aqsha termasuk jamaah dan mahasiswa menyuarakan penolakan mereka terhadap pelanggaran dan penodaan Israel yang dilakukan setiap hari,” tegas Yayasana Al-Asha dalam rilisnya yang dilaporkan kantor berita AlRay.
Israel merebut Al-Quds Timur, lokasi di mana Masjid Al-Aqsha berada sejak 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diterima oleh masyarakat internasional. (T/P08/P02)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza