ISRAEL BERSEDIA DIALOG DENGAN HAMAS JIKA DIAKUI SEBAGAI NEGARA

Nablus, 28 Jumadil Akhir 1435/28 April 2014 ( MINA ) – Dua menteri yakni Menteri Keuangan, Yair Lapid dan Menteri Ekonomi, Naftali Bennett, menyatakan, jika mengakui Israel, maka Israel bisa melakukan perundingan dengan mereka.

Sikap itu sesuai dengan keputusan anggota Kuartet (PBB, AS, Uni Eropa dan Rusia), bahwa perundingan dapat dilakukan bila semua pihak (termasuk Hamas) mengakui Israel, tidak melakukan terror dan mengakui perjanjian sebelumnya, maka Israel akan bersedia berunding dengan mereka,” kata Lapid saat berbicara di sebuah stasiun Radio Israel, hari Ahad. Alray melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pada saat yang sama, Bennet juga mengatakan kepada media Foreign  Press Association (FPA) di Al-Quds, Israel akan berunding dengan Hamas jika mereka menerima kesepakatan yang sudah dicapai antara Otoritas Palestina dan Israel.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi mengatakan negara-negara anggotanya menyambut perjanjian antara gerakan Fatah yang memerintah Tepi Barat dan Hamas yang memerintah di Jalur Gaza.

“Kesepakatan itu akan meningkatkan persatuan Palestina dalam menghadapi tantangan serius yang dihadapi Palestina di saat yang kritis ini,” kutip World Bulletin, Sabtu.

Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Iyad Madani Ameen juga menegaskan, rekonsiliasi Palestina merupakan keperluan mendesak untuk melindungi kepentingan Palestina yang lebih tinggi di atas semua kepentingan dan hubungan lainnya.

Madani menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendukung upaya rekonsiliasi nasional Palestina serta menyediakan sarana guna keberhasilan mereka memperhatikan peran upaya tersebut dalam rangka mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan.

“Semua upaya yang sedang dilakukan untuk mengembalikan hak-hak rakyat Palestina dan mendirikan negara Palestina dengan Al-Quds sebagai ibukotanya harus berasal dari pemerintahan Palestina bersatu dalam posisi, keputusan, kebijakan dan tujuannya, ” tegas Iyad Madani.

Ketua Negosiator Palestina dari Fatah, Saeb Erekat menegaskan, Hamas memiliki hak untuk tidak mengakui Israel, Hamas yang berbasis Islam itu adalah bagian dari gerakan Palestina, dan bukan gerakan teroris.

Dalam sebuah wawancara dengan Irem News, Erekat menuduh Israel melakukan intervensi terang-terangan dalam setiap urusan Palestina, media  Middle East Monitor (MEMO) melaporkan, Ahad.(T/Fauziah/P04/IR).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0