Australia, MINA – Survei terkait mahasiswa di Australia telah menyingkap wajah buruk kehidupan di kampus-kampus di ‘Negeri Kanguru’.
Komisi Hak Asasi ManusiaAustralia (AHRC) mensurvei 30.930 mahasiswa di 39 universitas Australia dan menemukan satu dari lima mahasiswa pernah mengalami pelecehan seksual di lingkungan universitas.
Lebih dari separuh mahasiswa universitas Australia dilecehkan secara seksual tahun lalu dengan mahasiswa perempuan yang paling terdampak.
AHRC menemukan 51% responden pernah mengalami pelecehan seksual setidaknya satu kali pada tahun 2016, dan hampir tujuh persen diserang secara seksual setidaknya sekali pada tahun 2015 atau 2016, laman ABC News melaporkan Rabu (2/8).
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Mahasiswi hampir dua kali lebih mungkin dilecehkan secara seksual dan lebih dari tiga kali lebih mungkin diserang secara seksual dengan 63% menghadapi pelecehan seksual.
Menurut data dari universitas di Australia, satu dari 10 mahasiswa perempuan telah dilecehkan secara seksual atau diserang dalam dua tahun terakhir.
Mahasiswa yang diidentifikasi sebagai anggota komunitas LGBT juga mengalami pelecehan yang tidak proporsional dengan hingga 75% melaporkan mengalami pelecehan seksual.
Jajak pendapat tersebut dilakukan menyusul protes dan kecaman yang kian berkembang dari para mahasiswa seputar kekerasan seksual dan pelecehan.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
“Bukti jelas bahwa universitas perlu berbuat lebih banyak untuk mencegah pelecehan tersebut terjadi dan membangun budaya yang merespons kejadian ini dengan tepat dengan mendukung para korban dan memberi sanksi kepada pelaku,” Kate Jenkins, Komisaris Diskriminasi Seks, dalam laporan yang menyertai survei itu.
Meskipun jumlah yang melaporkan pelecehan dan penyerangan seksual tinggi, hanya sedikit yang mengajukan keluhan secara resmi ke pihak penegak hukum atau universitas mereka.
Survei tersebut menemukan sekitar 94% mahasiswa yang mengaku dilecehkan dan 87% tidak melaporkan serangan seksual yang mereka alami secara formal ke pihak universitas.
Untuk mengatasi hal ini, Komisi mengeluarkan sebuah rencana delapan poin yang mendorong pejabat universitas untuk lebih bertanggung jawab dalam membantu upaya pencegahan dan mendidik mahasiswa tentang kekerasan seksual dan pelecehan.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Rencana tersebut meminta universitas untuk menyebarluaskan informasi tentang bentuk-bentuk gangguan dan pelecehan seksual, mempromosikan sumber daya, untuk melaporkan kejadian semacam itu, dan meninjau semua kebijakan mengenai masalah ini melalui badan independen.
Menteri Pendidikan dan Pelatihan Australia, Simon Birmingham mengatakan, dia telah menulis surat kepada masing-masing universitas untuk meminta tanggapan mereka terhadap survei tersebut dan rencana untuk melakukan perubahan.
“Pelecehan dan gangguan seksual tidak memiliki tempat di universitas Australia, di manapun di Australia,” kata Birmingham dalam sebuah pernyataan.
(T/R11/RS1)
Miraj Islamic News Agency/MINA
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan