Washington, MINA – Personel dan fasilitas Iran akan menjadi sasaran beberapa serangan AS di Irak dan Suriah, sebagai tanggapan atas serangan di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS pekan lalu, para pejabat AS mengonfirmasi kepada CBS News.
Dikutip dari Middle East Eye (MEE), AS menjanjikan respons “bertingkat” setelah serangan pesawat tak berawak dan roket di Menara 22 di Yordania dekat perbatasannya dengan Suriah.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby pada Kamis (1/2) mengatakan kepada wartawan, serangan yang menewaskan tiga tentara AS di Yordania terkait dengan “Perlawanan Islam di Irak”, sebuah kelompok payung paramiliter yang didukung Iran.
Mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, CBS mengatakan, cuaca dan jarak pandang akan menjadi faktor utama dalam penentuan waktu serangan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kelompok payung paramiliter itu dibentuk pada bulan Oktober sebagai tanggapan terhadap perang Israel di Gaza. Mereka telah melakukan serangan terhadap sasaran AS di Irak, Suriah dan sekarang Yordania.
Perlawanan Islam di Irak juga mengaku bertanggung jawab atas serangan di Israel. Semua organisasi dalam kelompok tersebut pro-Iran dan yang paling menonjol di antara mereka adalah Kataib Hizbullah.
Komentar Kirby muncul setelah AS mengatakan, serangan itu memiliki “jejak Kataib Hizbullah”. Namun tak lama kemudian, Kataib Hizbullah mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan tindakan terhadap pasukan AS.
Sejak pengumuman tersebut, tidak ada serangan baru terhadap AS di kawasan tersebut.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Kami mengumumkan penangguhan operasi militer dan keamanan terhadap pasukan pendudukan untuk mencegah rasa malu bagi pemerintah Irak,” kata Abu Hussein al-Hamidawi, sekretaris jenderal kelompok paramiliter.
“Kami akan terus membela rakyat kami di Gaza dengan cara ain,” katanya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata