Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan UE Ungkap Diskriminasi Anti-Muslim

Syauqi S - Jumat, 22 September 2017 - 16:37 WIB

Jumat, 22 September 2017 - 16:37 WIB

296 Views ㅤ

Foto: World Bulletin

Austria, MINA – Diskriminasi terhadap umat Islam di Eropa telah menjadi kejadian atau ‘pengalaman berulang’, demikian laporan Uni Eropa (UE) yang dirilis Kamis (21/9) waktu setempat.

Sebuah laporan dari Badan Hak Asasi UE menemukan meskipun 76% orang Muslim merasakan keterikatan kuat dengan negara tempat mereka tinggal, proporsi signifikan penganut Islam merasa didiskriminasikan.

Studi tersebut menemukan 17% responden Muslim merasa didiskriminasikan atas dasar agama atau kepercayaan agama mereka dalam lima tahun menjelang penelitian. Pada 2008, angka itu masih 10%, World Bulletin melaporkannya yang dikutip MINA.

Direktur Badan Hak Asasi UE Michael O’Flaherty, mengatakan hasil studi itu menunjukkan bahwa umat Islam terintegrasikan ke dalam masyarakat Eropa.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

“Bagaimanapun, setiap insiden diskriminasi dan kejahatan berbasis kebencian menghalangi sikap terbuka mereka dan mengurangi kesempatan mereka mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

“Kita berisiko mengasingkan individu dan komunitas mereka, dengan konsekuensi yang berpotensi berbahaya,” tambahnya.

“Muslim yang merasa didiskriminasi mengatakan rata-rata terjadi setidaknya lima kali dalam setahun. Ini menunjukkan bahwa diskriminasi (terhadap Muslim) adalah pengalaman yang berulang,” demikian ungkap laporan tersebut.

Badan tersebut mengatakan umat Islam telah menghadapi diskriminasi dalam satu atau lebih bidang kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, pendidikan, perumahan, perawatan kesehatan, dan saat menggunakan layanan publik atau swasta.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Studi tersebut juga mengungkapkan hampir 40% wanita Muslim yang mengenakan jilbab atau niqab di depan umum dilecehkan, dibandingkan dengan 23% wanita yang tidak memakai pakaian semacam itu.

Pria Muslim yang mengenakan busana tradisional atau keagamaan dicegah oleh polisi, hampir setengah responden merasa mereka dicegah karena pakaian mereka, kata laporan tersebut.

Laporan tersebut diterbitkan pada hari yang sama Kementerian Dalam Negeri Austria mengumumkan larangan pemakaian cadar di depan umum, yang akan mulai berlaku pada 1 Oktober.

Badan Hak Asasi UE mengatakan survei terhadap 10.527 orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim itu dilakukan di 15 negara anggota UE.

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

“Saya sangat prihatin dengan tantangan yang dihadapi oleh wanita Muslim di Eropa,” kata Vera Jourova, Komisioner Eropa untuk Keadilan. (T/R11/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Eropa
Eropa