Lebanon Terancam Sanksi Embargo Minyak setelah Tindakan Drone Hizbullah

Beirut, MINA – Setelah Hizbullah meluncurkan tiga pesawat tak berawak ke ladang gas lepas pantai Karish, Amerika Serikat (AS) memperingatkan Lebanon bahwa mereka mungkin akan menghadapi sanksi embargo minyak, laporan media mengatakan pada Selasa (5/7).

“Mediator AS Amos Hochstein secara terbuka memperingatkan para pejabat Lebanon bahwa langkah seperti itu akan menggagalkan upaya AS dan dapat membuat investasi Lebanon dalam sumber daya minyak dan gas terancam sanksi, terutama yang menargetkan wilayah maritim yang berada di luar perbatasan Lebanon yang diakui secara internasional di bawah catatan PBB,” kata sumber diplomatik kepada surat kabar Nidaa al-Watan, Nahar Net melaporkan.

Harian itu menambahkan, peringatan itulah yang mendorong Pemerintah Lebanon untuk mengadakan pertemuan Grand Serail, yang menjauhkan negara Lebanon dari langkah Hizbullah dan mengutuknya “tidak dapat diterima.”

Perusahaan energi Yunani yang terdaftar di London Energean, yang telah mengirim kapal ke ladang Karish, mengadakan pertemuan dan menggambarkan langkah Hizbullah sebagai “pelanggaran terang-terangan oleh Lebanon terhadap pekerjaan perusahaan di luar perbatasannya, yang mengharuskan mengambil tindakan tegas yang mencegah serangan seperti itu di masa depan,” kata Nidaa al-Watan.

“Sebagai bagian dari langkah-langkah ini, Energean Power mungkin menuntut dikeluarkannya sikap Eropa terpadu, yang mencakup semua perusahaan minyak yang beroperasi di Timur Tengah untuk menyatakan boikot segala bentuk kerja sama dengan Lebanon, dalam operasi yang terkait dengan eksploitasi sumber daya minyak dan gasnya pada tingkat eksplorasi, ekstraksi, dan produksi,” tambah harian itu. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.