Goma, Kongo, 13 Ramadhan 1434/21 Juli 2013 (MINA) – Sepekan pertempuran baru di wilayah timur Republik Demokratik Kongo menimbulkan masalah yang mendorong lebih dari 4.000 warga mencari perlindungan ke ibukota provinsi Goma.
Mengutip angka dari kelompok kemanusiaan Premiere Urgence, PBB melaporkan Sabtu (20/7), serangan baru oleh kelompok perlawanan M23 di daerah kaya mineral tetapi tidak stabil, provinsi Kivu Utara, menyebabkan 4.200 orang meninggalkan rumah mereka dan berlindung di sekolah-sekolah dan gereja-gereja di Goma, kota terbesar di daerah tersebut.
Pertempuran antara militer Kongo dan M23, kelompok yang diluncurkan oleh Tutsi, mantan tentara yang memberontak pada April tahun lalu, kembali pecah pada Ahad kemarin (14/7) setelah berbulan-bulan relatif tenang, Al-Jazeera melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Ahad (21/7).
Khawatir Konflik Menyebar
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (Office for the Co-ordination of Humanitarian Affairs/OCHA) juga mengatakan telah menerima laporan dari ratusan pengungsi yang membanjiri perbatasan ke negara tetangga Rwanda, meskipun angka sebenarnya tidak dapat ditentukan.
OCHA melaporkan, terdapat 967.000 orang terlantar di provinsi Kivu Utara di akhir Juni 2013, 90 persen di antaranya telah meninggalkan rumah mereka karena pertempuran atau kekhawatiran bahwa konflik akan menyebar ke daerah mereka.
Organisasi kemanusiaan telah menyuarakan keprihatinan bahwa mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka adalah petani, tidak akan dapat kembali dalam waktu dekat untuk menabur ladang mereka dalam musim tanam berikutnya pada pertengahan Agustus, meningkatkan resiko konflik yang bisa berubah menjadi krisis pangan.
Pertempuran terbaru difokuskan sekitar 15 km dari arah utara wilayah Goma. Kelompok M23 menguasai Goma selama 10 hari pada November 2012 lalu sebelum menarik diri dari kota di bawah tekanan internasional. (T/P09/P02).
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Mi’raj News Agency (MINA)