Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 1.000 Musisi Boikot Israel Lewat Kampanye ‘No Music for Genocide’

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - 23 detik yang lalu

23 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi demo seruan Gerakan BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) terhadai Israel. (Foto: BDS Movment)

Jakarta, MINA – Lebih dari 1.000 musisi telah bergabung dengan kampanye internasional No Music for Genocide, berjanji untuk menarik musik mereka dari Israel sebagai bentuk dukungan terhadap seruan Palestina untuk “mengisolasi dan mendelegitimasi” Israel.

Sejak September, boikot lewat No Music for Genocide ini dilakukan secara terbuka. Para musisi meminta label dan distributor mereka untuk memblokir musik secara geografis agar tidak dapat diputar di Israel. Quds News melaporkan.

Menurut situs web gerakan tersebut, tindakan ini hanya satu langkah menuju penghormatan terhadap tuntutan Palestina untuk mengisolasi dan mendelegitimasi Israel.

Meskipun gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober, penyelenggara No Music for Genocide mengatakan mereka akan melanjutkan boikot di tengah pelanggaran gencatan senjata yang terus berlanjut di Gaza.

Baca Juga: Kejahatan Israel Meningkat, Hamas Serukan Perlawanan di Tepi Barat

“Boikot adalah salah satu upaya paling efektif dan berkelanjutan yang dapat dilakukan seseorang untuk melawan sistem monster berkepala tiga yang dimiliterisasi, terang-terangan kejam,” ujar penyair blues Aja Monet, salah satu peserta, kepada NPR.

Koalisi para musisi ini bertepatan dengan janji serupa dari beberapa bintang Hollywood untuk memboikot industri film Israel yang didanai negara.

Pada bulan September, sebuah komisi penyelidikan independen Perserikatan Bangsa-Bangsa menyimpulkan Israel melakukan genosida di Gaza, dan bahwa negara-negara yang membantu mempersenjatai pemerintah pendudukan Israel, seperti Amerika Serikat, terlibat dalam kejahatan tersebut.

Israel telah melancarkan perang genosida selama dua tahun di Gaza, menewaskan lebih dari 69.000 warga Palestina dan menghancurkan lebih dari 81 persen dari semua bangunan. Hampir seluruh penduduk Jalur Gaza juga telah mengungsi.

Baca Juga: Jerman Kecam Serangan Pemukim Ekstremis Israel terhadap Masjid di Tepi Barat

Kelompok-kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, B’Tselem, dan Human Rights Watch, telah menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.

“Sebagai warga negara AS, saya memiliki hubungan dengan genosida yang terjadi ini, yang menggunakan uang pajak saya. Sebagai musisi, saya sensitif, saya pikir itu penting untuk berkarya seni,” ujar komposer dan penyanyi-penulis lagu Julia Holter, salah satu peserta kampanye tersebut.

Situs web No Music for Genocide mencatat bahwa ketiga label rekaman besar AS, Sony Music, Warner Music Group, dan Universal Music Group, menghentikan operasinya di Rusia tak lama setelah invasi Ukraina dan berjanji mendukung upaya bantuan kemanusiaan. Kelompok tersebut berpendapat hal yang sama harus dilakukan atas nama Palestina.

Bagi beberapa seniman yang berpartisipasi, “No Music for Genocide” bukanlah solusi akhir, tetapi mereka mengatakan itu merupakan bentuk penting dari aksi tanpa kekerasan. []

Baca Juga: UNRWA: 90 persen Warga Gaza Alami Malnutrisi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda