Gaza, MINA – Lebih dari 20 ribu pasien di Gaza sedang menunggu pembukaan Pintu Rafah untuk menjalani perawatan di luar wilayah kantung tersebut, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Juru bicara kementerian, Ashraf Al-Qudra mengatakan, sejak Israel menduduki kembali perlintasan Rafah, tidak ada pasien yang dapat meninggalkan Jalur Gaza, bahkan yang berada di luar negeri tidak dapat kembali ke tanah air.
“Lebih dari 20 ribu pasien yang menderita penyakit kanker, jantung, dan darah menunggu pembukaan penyeberangan dalam kondisi yang tidak menentu karena pendudukan, pengepungan, dan perang pemusnahan yang diberlakukan terhadap warga sipil di Gaza,” kata Ashraf, seperti dikutip dari Anadolu, Ahad (26/5).
Ashraf menyebut, penutupan Pintu Rafah yang mengakibatkan belasan ribu pasien menunggu sebagai kejahatan perang dan pelanggaran terhadap hak-hak kesehatan pasien yang diatur dalam hukum internasional.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Dia mendesak internasional untuk campur tangan dan menyelamatkan para korban dari komplikasi dan kematian, menyoroti serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan yang membuatnya tidak dapat beroperasi.
Israel terus melanjutkan kampanye militer ke Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Lebih dari 35.800 warga Palestina telah terbunuh, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Awal bulan ini, Israel menyerang kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi, dan juga mengambil alih kendali atas sisi Palestina di penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir.
Lebih dari tujuh bulan setelah perang, sebagian besar wilayah Gaza lumpuh total akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.(T/ara)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mi’raj News Agency (MINA)