LEMBAGA HAM EURO-MID : ISRAEL GUNAKAN WARGA SIPIL SEBAGAI ‘PERISAI MANUSIA’

Perlakuan tentara Zionis kepada warga Palestina di Kuza'a, selatan Gaza. (Foto: Today in Gaza)
Perlakuan tentara Zionis kepada warga di Kuza’a, selatan . (Foto: Today in Gaza)

Jenewa, 16 Syawwal 1435/12 Agustus 2014 (MINA) – Sebuah laporan terbaru dari lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) Euro-Mid Observer mengungkapkan bahwa Militer Zionis menggunakan warga sipil Palestina sebagai ‘perisai manusia’.

Sebuah tim investigasi dari organisasi non-pemerintah yang berbasis di Jenewa dan Jalur Gaza itu, telah memperoleh kesaksian orang pertama dari beberapa keluarga di berbagai lokasi yang menggambarkan penangkapan mereka dan dijadikan sebagai “tameng hidup” bagi tentara Zionis Israel selama berjam-jam pada suatu waktu.

“Pemerintah Israel telah berusaha untuk terus merlakukan pembunuhan tanpa pandang bulu atas warga sipil -termasuk lebih dari 400 anak-anak- dengan mengklaim bahwa pejuang bersembunyi di antara penduduk, padahal sebenarnya tidak ada tempat di Gaza yang aman dari pemboman dan penembakan,” kata Ramy Abdu, ketua Euro-Mid Observer, yang dikurip Mi’raj Islamic news Agency (MINA), Selasa.

“Sebaliknya, apa yang kita telah dokumentasikan adalah bahwa pasukan Israel benar-benar menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai saat pasukan membunuh tetangga mereka,” kata Ramy Abdu dalam rilis resmi Euro-Mid Observer.

Salah satu korban, Ramadhan Muhammad Qadeeh, yang tinggal di kota Khuza’a, selatan Jalur Gaza, menceritakan siksaan mengerikan kepada keluarganya dalam sebuah wawancara video yang direkam oleh Media Kota dan dirilis Euro-Mid, 9 Agustus 2014 lalu.

Sebuah serangan Zionis Israel meratakan banyak rumah dan gedung di Khuza’a, meninggalkan seluruh jalan dengan puing-puing gedung dan kubah salah satu masjid terbesar di sana hancur dan jatuh di permukaan tanah.

Satu orang saksi mata mengingat dan menghitung dalam satu jam saja, sekitar 360 serangan peluru artileri dilancarkan Zionis ke berbagai arah di wilayah itu. Sebagian besar dari sekitar 14.000 penduduk kota melarikan diri.

Pada 25 Juli 2014 lalu, Qadeeh mengatakan, dirinya sedang duduk di rumah bersama keluarganya berjumlah 27 orang, termasuk 19 perempuan dan anak-anak. Pada pukul 01:00 waktu setempat, pasukan Zionis Israel menyerbu ke dalam rumah. Ayahnya, Muhammad Qadeeh (65), yang memegang dokumen perjalanan Spanyol, mencoba untuk memberitahu para prajurit bahwa mereka adalah warga sipil, mengulangi seruan itu sekali dalam bahasa Ibrani dan kemudian dalam bahasa Arab.

Ketika ia mengambil langkah ke arah para prajurit, salah satu dari mereka menembakkan dua peluru tepat ke jantungnya dari jarak hanya satu meter. Dia meninggal seketika di depan keluarganya.

“Kemudian mereka memerintahkan kami untuk menanggalkan pakaian kami dan mengikat tangan kami ke atas. Mereka membawa kami ke salah satu kamar dan menjadikan kami sebagai perisai, meminta kami berdiri di jendela seolah-olah kami sedang mencari sesuatu di luar,” kata Qadeeh.

“Saya berada di satu jendela dan tiga anak dari keluarga saya di jendela lainnya. Para prajurit kemudian mulai menembak di sekitar kami,” ungkap Qadeeh.

Anggota keluarga pindah ke kamar dan jendela yang berbeda, dengan peluru melesat di sekitar mereka, selama lebih dari delapan jam tanpa makanan atau minuman. “Itu menakutkan, saya tidak tahu bagaimana kami dapat selamat,” katanya.

Dalam insiden lain, pada 23 Juli 2014 lalui, Ahmad Jamal Abu Reeda (17), mengatakan tertahan oleh pasukan Israel yang mengancam akan membunuhnya. Setelah dengan kasar menginterogasi dan memukulinya, pasukan Zionis memerintahkan Abu Reeda berjalan di depan mereka dengan todongan senjata, disertai dengan anjing polisi, kemudian menggeledah rumah dan bangunan lainnya.

Beberapa kali, pasukan Zionis menuntut agar ia menggali di tempat-tempat yang mereka curigai terdapat terowongan. Abu Reeda dipaksa untuk tetap berada bersama pasukan Zionis selama lima hari.

Bukan Hal Baru

Euro-Mid Observer mencatat, tindakan Zionis Israel menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia bukanlah hal baru. Sebelumnya Euro-Mid mendokumentasikan sebuah insiden di mana pasukan militer Zionis Israel menyerbu sebuah rumah di desa Silwad, dekat Ramallah, Tepi Barat, dan menggunakannya sebagai menara pengawas untuk penembak jitu.

Dalam rumah penduduk itu -dua warga Palestina sudah manula berkewarganegaraan Amerika- digiring ke dalam dan ditawan di salah satu kamar setelah ponsel mereka disita.

“Hukum kemanusiaan internasional melarang menjadikan warga sipil sebagai perisai manusia,” kata Abdu.

“Setiap pasukan dalam peperangan harus melakukan segala upaya untuk melindungi warga sipil yang tidak terlibat dalam pembunuhan dan memastikan mereka dijauhkan dari bahaya. Zionis Israel harus dimintai pertanggungjawaban oleh organisasi-organisasi yang bertugas menegakkan hukum internasional,” tegasnya. (T/P02/IR)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0