BHIKSU EKSTREMIS PENGHASUT ANTI-ISLAM DI THAILAND DIMINTA AGAR DITINDAK

Aziz Pitakkhumpol (berkacamata), Ketua Chularatchamontri atau pemimpin spiritual Muslim Thailand. Ia prihatin tentang mencuatnya kesalahpahaman di tengah para penganut agama di Thailand (Foto: Bangkok Post)
Aziz Pitakkhumpol (berkacamata), Ketua Chularatchamontri atau pemimpin spiritual Muslim . Ia prihatin tentang mencuatnya kesalahpahaman di tengah para penganut agama di Thailand, terutama yang mendiskreditkan Islam (Foto: Post)

Bangkok, 1 Safar 1437/13 November 2015 (MINA) – Syekhul Islam Office (SIO), yang dikenal sebagai Kantor Chularatchamontri, meminta pemerintah Thailand menyelidiki dan menindak gerakan yang menyebarkan kebencian terhadap Islam di media sosial, yang dipimpin oleh seorang biksu kontroversial.

Seperti diberitakan Bangkok Post,  SIO telah menyampaikan sebuah pernyataan kepada Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha untuk merespons laporan media tentang gerakan yang dipimpin oleh Phra Apichart Punnajanto, seorang instruktur biksu di Wat Benchamabophit, Kota Bangkok. Demikian dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat 1/11.

Dalam laporan itu disebutkan, Phra Apichart menyerukan bahwa setiap kali individu biksu Buddha dibunuh maka sebuah masjid harus dihancurkan sebagai tindakan pembalasan. Seruan kekerasan bernada kebencian terhadap Islam itu ia posting di akun Facebook pribadinya.

Dewan Sangha telah memerintahkan Phra Apichart untuk menyetop hasutannya. Biksu itu pun merespons dengan menutup akun Facebook-nya untuk sementara, namun mengklaim ia akan kembali jika umat Buddha memintanya.

“Permintaan kepada perdana menteri tersebut untuk menanggapi berita dan informasi yang disebarkan di media sosial dan tampaknya ditujukan untuk memicu konflik antara Muslim dan rekan-rekan Buddhis di negara ini,”  demikian SIO.

SIO juga meminta pemerintah menyelidiki pesan bernada hasutan dan kebencian yang di-posting oleh Phra Apichart secara daring. Pesan itu menuduh sejumlah Muslim Thailand bersekongkol untuk ‘mencaplok Thailand’ melalui berbagai cara.

“SIO dan Dewan Sentral Islam Thailand (CICT) sangat prihatin (terhadap tindakan Phra Apichart), bahwa hal itu akan memicu kesalahpahaman tentang Muslim di Thailand,” tegas SIO.

Dalam pernyataan yang disampaikan kepada pemerintah, SIO dan CICT menampik semua tuduhan oknum Buddhis tersebut dan menyatakan umat Muslim Thailand tidak pernah memiliki gagasan atau plot seperti yang dikatakan Phra.

SIO dan CICT menjelaskan, meskipun sebagian besar komunitas Muslim di Thailand tinggal di provinsi selatan, sejumlah besar umat Islam juga hidup di semua wilayah lain di ‘Negeri Gajah Putih’.

SIO menyerukan lembaga negara terkait, terutama yang berhubungan dengan regulasi keamanan dan teknologi komunikasi, untuk memulai penyelidikan atas pesan-pesan anti-Islam yang menyebar secara daring itu. Lembaga Islam itu juga menuntut agar para pelaku ditindak secara hukum.

Sementara itu, Somchai Surachatri, juru bicara Kantor Nasional Buddhisme (NOB), memperingatkan pengguna media sosial untuk bertindak bijak sebelum berbagi atau menyukai konten yang menghina agama lain. Lembaga itu juga memperingatkan untuk waspada karena banyak pihak tak dikenal yang mencoba menggunakan media sosial sebagai senjata untuk menyebarkan ketidakharmonisan komunal di tengah masyarakat Thailand.

“Komunitas Muslim dan Buddha telah hidup damai berdampingan selama berabad-abad, sehingga orang perlu belajar bahwa tidak semua yang di-posting di media sosial adalah benar,” tegas Somchai.

Ia menambahkan, “Orang-orang yang menyebarkan rumor palsu ini harus menghapusnya untuk menciptakan keharmonisan dalam masyarakat.”

Selain itu, Somchai mengatakan Kantor Nasional Buddhisme juga sedang berkoordinasi untuk bekerja sama erat dengan para pemimpin biksu di tingkat nasional untuk memantau situs media sosial. (P022/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Sumber-sumber—

http://bangkokpost.com/news/politics/760780/muslim-leader-demands-probe-of-anti-islam-talk

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0