Lembaga Studi Arab: Israel Berencana Singkirkan Penduduk Palestina

(Foto: PIC)
Direktur Departemen Peta di Lembaga Studi Arab, Khalil Tufakji. (Foto: PIC)

Gaza, 17 Jumadil Akhir 1437/27 Maret 2016 (MINA) – Direktur Departemen Peta di Lembaga Studi Arab, Khalil Tufakji, memperingatkan bahaya dari isi pidato Hayem Herzog dalam muktamar Partai Buruh Zionis untuk menyingkirkan penduduk .

“Obsesi pertumbuhan penduduk Palestina sering menjadi penggerak pertama rencana ini. Dulu, ini adalah rencana Yakir Segev, penanggung jawab masalah Yerusalem, yang menilai perkampungan yang berada di timur tembok adalah bagian dari Yerusalem dan menilai bahwa pembangunan tembok memiliki tujuan politik demografik dan tidak hanya tujuan-tujuan keamanan saja,” kata Herzog, pemimpin Partai Buruh Zionis.

Tufakji mengungkapkan bahwa, walikota Zionis di Yerusalem, Neir Barakat telah mengusulkan pengosongan wilayah Al-Quds Timur untuk pertama kalinya pada Desember 2011 dan Juli 2012 dalam pertemuan dengan Yossi Haymen, direktur kota Zionis dan dengan koordinator pemerintah Zionis di Tepi Barat.

“Neir (Barakat) meminta Haymen agar militer bertanggung jawab terhadap masalah pemerintah kota di perkampungan Yerusalem,” ungkapnya, demikian The Palestinian Information Center (PIC) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Pada 25 November 2015 lalu, Perdana Menteri , Benjamin Netanyahu juga telah mengusulkan ide penarikan KTP dan pembersihan dari perkampungan Palestina, dan memasang balok-balok semen dalam jangka waktu terbatas yang mencegah kebebasan beraktivitas di antara perkampungan Palestina.

Menurut Tufakji, usulan ide pembersihan dari perkampungan Palestina seperti kamp pengungsi Shafaat, Kafer Aqab dan Sawahirah, akan menghilangkan lebih dari 200 ribu warga Al-Quds, identitas dan tempat tinggal mereka berubah menjadi zona “B” (secara administratif di bawah Palestina dan secara militer di bawah Zionis) dan zona “C” (secara administratif dan militer di bawah Zionis).

“Dengan ini maka prosentase penduduk Yahudi meningkat dari 65% menjadi 80%. Hal ini merujuk kepada usulan yang diajukan Hayem Herzog yang mengatakan, “Bila kita tidak terbebas dari desa-desa Palestina maka kita akan kehilangan Yerusalem,” pungkasnya. (T/P011/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.