Amman, 29 Jumadil Akhir 1438/28 Maret 2017 (MINA) – Ketua Liga Arab Ahmed Abul Gheit mendesak pemerintah negara-negara Arab agar berbuat lebih banyak untuk menyelesaikan konflik di Suriah daripada konflik yang lain.
Dia berbicara pada hari Senin (27/3) ketika menteri luar negeri Arab bertemu untuk mempersiapkan KTT tahunan Liga Arab yang dijadwalkan pada hari Rabu (29/3) di Yordania.
“Dalam pandangan saya itu tidak benar bahwa pemerintah (negara) Arab keluar dari krisis terbesar dalam sejarah modern di kawasan ini,” kata Abul Gheit, demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Ia mendesak para menteri agar menemukan cara efektif untuk melakukan intervensi dalam upaya menghentikan pertumpahan darah dan mengakhiri perang di Suriah.
Dalam KTT tahun ini pemerintah Suriah tidak diundang.
Liga Arab telah menonaktifkan keanggotaan Suriah pada akhir 2011 setelah demonstrasi anti-rezim disikapi dengan brutal oleh militer pemerintah.
Abul Gheit pada bulan Februari menolak pengembalian Suriah untuk kembali bergabung dalam blok tersebut.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pada hari Senin, ia meminta pemerintah Arab untuk mencoba setiap cara yang memungkinkan bisa memainkan peran lebih aktif dalam krisis besar tersebut, termasuk di Yaman dan Libya.
“Konflik ini semua menimbulkan ancaman serius bagi keamanan Arab,” katanya.
Konflik Suriah dimulai ketika pemerintah pimpinan Partai Baath yang berkuasa sejak 1963 dan dipimpin oleh Presiden Bashar Al-Assad menanggapi protes damai rakyat dengan kekuatan militer.
Menurut pemantau independen, lebih 320.000 warga sipil telah tewas dalam perang dan jutaan telah mengungsi, baik di dalam dan di luar Suriah. (T/RI-1/R01)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)