Lima Diplomat Negara MIKTA Bahas Pengembangan Ekonomi Kreatif di Ottawa

Foro: Kemlu RI

Ottawa, MINA – selaku Ketua (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia), telah memulai rangkaian kegiatan MIKTA 2018 di Ottawa, Kanada.

Para Duta Besar anggota MIKTA di Kanada berdiskusi mengenai pengembangan dengan menghadirkan Senior Fellow Conference Board of Canada, Glen Hodgson, di KBRI Ottawa. Demikian keterangan pers Kemlu RI yang diterima MINA, Kamis (29/3).

“Pembahasan mengenai pengembangan ekonomi kreatif sangatlah tepat waktu. Selain selaras dengan prioritas Pemerintah Indonesia untuk mencapai target peningkatan ekonomi, ekonomi kreatif Indonesia menyumbang 7.05% dari PDB nasional. Berdasarkan proyeksi 2025, sektor ekonomi kreatif akan berkontribusi sekitar US$ 81 miliar (pada PDB nasional), sehingga pembahasan mengenai pengembangan ekonomi kreatif menjadi penting,” kata Dubes RI untuk Kanada Teuku Faizasyah.

Sementara Hodgson menampilkan upaya Kanada dalam mengedepankan industri kreatif.

“Sejak satu dekade terakhir, Kanada semakin mengedepankan ekonomi kreatif dalam upaya untuk transisi fokus ekonominya dari Sumber Daya Alam (SDA) menuju ekonomi yang bertumpu pada sektor manufaktur dan jasa. Ekonomi kreatif dalam perkembangan sejarahnya di Kanada, erat dikaitkan dengan industri budaya tradisional. Sebab itu, urusan ekonomi kreatif berada di bawah tanggung jawab Kementerian Warisan Budaya,” katanya kepada kepala perwakilan negara MIKTA lainnya.

Setiap negara memiliki definisi dan pendekatan yang berbeda mengenai ekonomi kreatif. Namun demikian kelima kepala perwakilan sepakat bahwa ekonomi kreatif memiliki potensi tinggi guna mendorong maju perekonomian, khususnya pada era teknologi saat ini.

Melalui ekonomi kreatif akan menciptakan manfaat ekonomis, lapangan kerja, dan kekayaan intelektual. Dalam kerangka MIKTA, Teuku mengimbau kiranya negara-negara MIKTA dapat saling bekerja sama dalam menjual (marketing) hasil ekonomi kreatif di antara negara MIKTA.

Teuku selanjutnya menjelaskan langkah pemerintah Indonesia dalam mengedepankan ekonomi kreatif melalui pembentukan Badan Ekonomi Kreatif dengan 16 sub-sektor. Prioritas pemerintah Indonesia dalam ekonomi kreatif juga di tuangkan dalam tema keketuaan Indonesia dalam MIKTA yaitu “Fostering Creative Economy and Contributing to Global Peace”.

Kepala perwakilan MIKTA selanjutnya menyepakati agar kegiatan MIKTA 2018 di Kanada akan difokuskan pada 7 prioritas negara MIKTA (penanggulangan terorisme dan keamanan global; pemeliharaan perdamaian; pembangunan berkelanjutan; kesetaraan gender; demokrasi dan tata pemerintahan yang baik; energi; dan perdagangan bebas) dan agenda G20. Serangkaian kegiatan untuk memperkenalkan MIKTA di Ottawa akan direncanakan bersama, termasuk diantaranya outreach ke para pengambil keputusan di Kanada dan juga kalangan akamedisi.

MIKTA adalah kemitraan informal yang beranggotakan 5 negara G20 yang dibentuk pada September 2013. Tujuannya adalah sebagai “bridge-builder” dalam berbagai isu global. MIKTA, telah berkembang menjadi platform konsultatif selama lima tahun terakhir, mirip kelompok G7 dan BRICS.

Sifat informal MIKTA membantu dalam menjaga fleksibilitas dan keterbukaan dalam diskusi berbagai isu global. Pertemuan dan kegiatan operasional MIKTA dikoordinasikan secara berurutan untuk periode satu tahun, dimulai dengan Meksiko (2013-2014), Korea Selatan (2014-2015), Australia (2015-2016), Turki (2017) dan Indonesia (2018). (R/R04/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)